Minggu, 28 Agustus 2011

JYJ akan konser di Eropa?


Sebuah rumor sedang menyebar saat ini di Facebook dan Twitter tentang JYJ yang kemungkinan akan mengadakan konser di Eropa. Sumbernya ? Sebuah video di Youtube dimana mereka berbicara tentang penggemar mereka yang rindu dan ingin melihat mereka di Eropa.


Dalam video dari Korean Cultural Center (Pusat Kebudayaan Korea) di Berlin, mereka berbicara tentang keinginan mereka untuk datang ke Eropa untuk melihat fans Eropa, meskipun tanggalnya belum diatur.
Park Yoochun:
Boyband korea “JYJ” akan memiliki konser di Eropa untuk pertama kalinya. Meskipun tanggalnya belum diatur, kami ingin datang secepat mungkin untuk bertemu dengan fans kami di Eropa. Kami ingin memberikan kalian pertunjukkan yang membuat kamu ingin melihat lebih banyak lagi, sehingga kamu akan datang di konser kami berikutnya. Kami berharap bertemu labih banyak lagi dari kalian pada konser kami. Terima kasih !

Sejak tur AS mereka, penggemar dari seluruh dunia meminta mereka untuk datang ke berbagai negara. Hal ini tampaknya mungkin setelah SM Town Live in Paris mendapatkan kesuksesan yang sangat besar. Semua orang tau itu, sekarang K-Pop sudah mendunia.

Jo Kwon bersama kado ulang tahunnya!

1
Jo Kwon 2AM telah mengeluarkan beberapa selcas!
Pada tanggal 29 Agustus, Jo Kwon nge-tweet, “Terima kasih kepada semua orang yang mengucapkan selamat ulang tahunku yang ke 23! Terima kasih kepada semua penggemar saya! “.
Pada gambar terlampir, Jo Kwon memakai topi ulang tahun dan kacamata. Dia tersenyum sambil berpose dengan cute di depan kamera.
Netizens berkomentar, “Selamat ulang tahun!”, “Kau tampak seperti anak kecil!”, Dan “Sangat lucu, sangat lucu!”

2NE1 berharap agar fans melihat mereka tampil di ‘Music Station’

1
Pekan lalu, salah satu situs melaporkan bahwa 2NE1 akan membuat penampilan debut mereka di ‘Music Station’ dengan “I AM THE BEST” untuk mini-album mereka mendatang “NOLZA”.
Mereka dijadwalkan untuk tampil pada tanggal 2 September, dan hal ini dilakukan untuk membantu mempromosikannya, gadis-gadis 2ne1 meng-upload video ke YouTube saluran resmi mereka di mana mereka meminta penggemar mereka untuk memeriksa kinerja mendatang mereka.
Lihat video di bawah ini!

http://www.youtube.com/watch?v=R7WFDVH2n3U&feature=player_embedded

Jumat, 26 Agustus 2011

Eider CF Yoona dan Lee Min Ho Akan Ditayangkan Bulan September

Persiapan mendaki batu Yoona dan Lee Min Ho di set syuting TV CF untuk merek premium luar Prancis, Eider terungkap. Baru-baru ini, Lee Min Ho dan Yoona telah menyelesaikan sesi pemotretan iklan di Bishop Area Rock Climbs, yang terletak di Eastern Sierra, California, yang dikenal dengan tempat tebing batuannya.
Meskipun sesi cuaca panas, latihan mendaki dengan tangguh dan menembak, Yoona masih berhasil menaruh senyum yang konstan di wajahnya, suasana yang bersinar di set pemotretan. Seorang staf dari Eider mengatakan, “Sebagai Teman Eider, Lee Min Ho dan Yoona memanjat tempat skala rock terkenal Amerika , Uskup dengan tangan kosong mereka untuk TV CF Shoot. Mereka juga mempunyai peran mereka sebagai Teman Eider dengan kemampuan olahraga yang sangat baik dan semangat untuk menerima tantangan. “
Staf menambahkan, “Sementara Lee Min Ho dan Yoona yang kuat dalam melaksanakan kegiatan, mereka juga mengekspresikan konsep gaya Eider dan mendapat antisipasi banyak untuk penyelesaian TV CF ini.”
Sementara itu, TV CF Eider, yang menampilkan pengalaman mendaki Lee Minho dan Yoona , dijadwalkan akan ditayangkan di Korea nasional dan saluran TV kabel dari September.

Kamis, 25 Agustus 2011

2NE1 - Ugly Lyric

[CL] Balkge useobojiman
Nae mame deulji anha
Nan yeppeuji anha areumdapji anha
Oh oh oh oh
Oh oh oh oh

[BOM] Norael bulleobojiman
Amudo deutji anha
Nan yeppeuji anha areumdapji anha
Oh oh oh oh
Oh oh oh oh

[DARA] Nan wae ireohke motnan geolkka
Eoddeokhamyeon nado neocheoreom hwanhage
Useobol su isseolkka

[MINJI] Ddo hwagana wae neul wanbyeokhaji mothae
I ggaejin geoul sok motnan moseubeul hyanghae
Tathagiman hae

[BOM] Chyeodabojima jigeum I neuggimi shilheonan
Eodironga sumgoman shipeo
Beoseo nago shipeo
I sesangeun geojitmal

[CL] I think I'm ugly
And nobody wants to love me
Just like her I wanna be pretty
I wanna be pretty
Don't lie to my face tellin'
me I'm pretty

I think I'm ugly
And nobody wants to love me
Just like her I wanna be pretty
I wanna be pretty
Don't lie to my face cuz I know
I'm ugly

[MINJI] Nal shwipge ihaehandago hajima
Mot saenggigo bbiddoleojin nae maeumi neol
Wonmanghaljido molla

[BOM] Mal shikijima nan neowa eoulliji mothae
Geu jalnan nunbit sok chagawoon gashiki nal
Summakhige hae

[MINJI] Dagaojima neoui gwanshimjocha shilheo nan
Eodironga ddeonago shipeo sori chigo
Shipeo
I sesangeun geojitmal

[CL] I think I'm ugly
And nobody wants to love me
Just like her I wanna be pretty
I wanna be pretty
Don't lie to my face tellin'
me I'm pretty

I think I'm ugly
And nobody wants to love me
Just like her I wanna be pretty
I wanna be pretty
Don't lie to my face cuz I know
I'm ugly

[DARA] All alone
I'm all alone x 2

Ddaddeuthamiran eopseo
Gyeoten amudo eopseo

All alone I'm all alone x 2
I'm always all alone

Ddaddeuthamiran eopseo
Gyeoten geu nugudo nal anajul saram eopseo

[CL] I think I'm ugly
And nobody wants to love me
Just like her I wanna be pretty
I wanna be pretty
Don't lie to my face tellin'
me I'm pretty

I think I'm ugly
And nobody wants to love me
Just like her I wanna be pretty
I wanna be pretty
Don't lie to my face cuz I know
I'm ugly

13 Awesome K-POP Maknaes

Mau tau siapa aja TOP 13 KPOP Maknaes yang mengagumkan ? Yuk liat aja ! 

Super Junior’s Kyuhyun
SHINee’s Taemin
Boyfriend’s Minwoo
TVXQ’s Changmin
SNSD’s Seohyun
B2ST’s Dongwoon
INFINITE’s Sungjong
MBLAQ’s Mir
BigBang’s SeungRi
2NE1′s Minzy
FT Island’s Minhwan
U-Kiss’s Dongho
2PM’s Chansung
apakah maknae favoritmu masuk ke dalam list ? 

2NE1 - Ugly MV

Rabu, 24 Agustus 2011

SM Entertainment akan bergabung dalam produksi ‘Dream High: Season 2′

dreamhigh
Telah dilaporkan bahwa pada hari ini SM Entertainment bergabung dengan JYP Entertainment dan Key East Entertainment untuk kegiatan produksi drama KBS “Dream High: Season 2.”
Menurut Sports Seoul, seorang wakil dari KBS mengatakan pada tanggal 24 Agustus, “SM CEO Kim Young Min dan JYP President Jung Wook adalah benar-benar teman dekat. Aku mendengar bahwa keduanya telah setuju bekerja sama untuk menghasilkan musik yang bagus dalam drama TV. Karena kedua agensi memiliki penghasilan yang baik, kami benar-benar menanti hasil akhir dari produksi mereka.”
“Dream High: Season 2” saat ini sedang dalam tahap perencanaan dengan target akan tayang pada awal tahun depan. Para pemainnya belum dikonfirmasi, tetapi karena season pertama menampilkan bintang-bintang seperti Taecyeon dan Woo Young 2PM, Suzy  miss A, IU, dan Eun Jung T-ara, fans mengantisipasi bintang idola lainnya untuk menjadi pemeran di drama ini. Dengan penambahan dari SM Entertainment, yang memiliki Super Junior, SNSD, DBSK, f(x), dan SHINee di bawah naungannya, para pemerannya nanti akan semakin menarik banyak perhatian.
Season pertama dari “Dream High” yang di ko-produseri oleh JYP Entertainment dan Key East Entertainment. Dipimpin oleh Bae Yong Joon, Key East Entertainment mengatur aktivitas dari Kim Hyun Joong, Kim Soo Hyun, dan Lee Ji Ah, dan beberapa artis lainnya.
Sementara itu, para pemain “Dream High: Season One” akan mengadakan acara khusus di Jepang berjudul, “Dream High Premium Event 2011,” tanggal 4 September untuk merayakan rilisnya spesial DVD.

2PM Konser di Jakarta Pertengahan November??

Boyband asal Korea 2PM dikabarkan bakal tampil di Indonesia pada pertengahan bulan November mendatang. Hal ini berawal dari tweet promotor Sound Rhythm yang mana hendak mendatangkan Taecyeon dkk.
“Besok ada final keputusan Jakarta show dari management 2PM. Hope!,” tulis promotor tersebut, kemarin, Minggu (21/08) melalui akun twitter mereka, @SoundRhythm.
Berawal dari tweet tersebut, hari ini promotor tampak terlibat negoisasi dengan pihak 2PM. Mereka pun meminta dukungan penggemar agar 2PM berhasil dibawa ke Jakarta.
“Masih ada peluang nih buat 2PM show di Jakarta mid November. Please support!,” tulis mereka. Senin (22/08).
“Sabar ya soal 2PM, karena kemarin hampir sempet cancel karena satu dan hal lain. Hope terus!,” lanjut mereka di twitter beberapa saat kemudian.
Kabar gembira tampak dikantongi oleh pihak promotor. Mereka kini mulai melakukan survey tentang harga tiket, dan bertanya ke penggemar apakah Rp 1.000.000,00 cukup terjangkau untuk tiket festival.
“Finally! Thanks God!” tulis @SoundRhythm. “Harga tiket 2PM kalau festival 1juta murah enggak?” lanjut mereka.

Member Super Junior merayakan Ulang Tahun Yesung

yesungbirthday
Sebuah foto dirilis oleh member Super Junior yang sedang merayakan ulangtahun Yesung (Jong Woon).
Tanggal 24 Agustus, Yesung tweet “Ini adalah foto kenangan saat merayakan ulangtahunku dengan para member setelah syuting selesai. Terima kasih semuanya“.
Dia melanjutkan, “Karena fans kami, ulangtahunku menjadi segembira ini“.
Di foto, member lain yang merayakan dengan Yesung untuk ulangtahunnya adalah, SungminKyuhyunShindong, dan Eunhyuk. Penampilan dewasa dan maskulin mereka di foto menarik banyak perhatian.
Netizen mengucapkan selamat pada Yesung dengan “Selamat ulangtahun, Jong Woon oppa!“, “Super Junior benar-benar cool…“, dan “Selalu memberimu semangat“.

11 Male Idols with Cute Eyes

Mau tau siapa yang masuk dalam list Aktor cowok dengan mata paling cute? check it out !
SHINee’s Onew
Hampir semua banyak mengenai orang ini sangat menggemaskan, jadi bagaimana kita bisa tidak menyertakan dia?
SHINee’s Key
Matanya melengkapi wajah yang cantik bahkan lebih!
Infinite’s L
Orang biasanya menyukai mata yang besar, tapi orang ini terlihat tampan bahkan dengan mata kecil yang menggemaskan.
Big Bang’s Daesung
Siapa yang tidak suka cute smiley eyes?
Big Bang’s GD
Anda biasanya tidak melihat sisi manis, tapi sekali Anda melakukannya, Anda tidak dapat menyangkal bahwa matanya membuatnya lebih manis!
ZE:A’s Dongjun
Meskipun ia memiliki otot besar, matanya masih menggemaskan.
Super Junior’s Donghae
Lihat saja fotonya!
FT. Island’s Hongki
Anda tidak bisa menyalahkan dengan mata manis dibingkai oleh wajah cantik di balik suara yang matang!
JYJ’s Yoochun
Setelah dia tersenyum, Anda akan jatuh jungkir balik!
Dalmatian’s Youngwon
Yup, si manis dengan rambut birunya
2PM’s Nichkhun
Anda semua tahu dia akan berada didaftar ini.

Senin, 22 Agustus 2011

MNet Chart "Penampilan Idola Terbaik"

1. Kim Hyun Joong (SS501)
2. Nichkhun (2PM)
3. Goo Hara (KARA)
4. T.O.P (Big Bang)
5. Siwon (Super Junior)
6. Sandara (2NE1)
7. Minho (SHINee)
8. YooChun (TVXQ/JYJ)
9. Yoona (SNSD)
10. Thunder (MBLAQ)
11. Jung Shin (C.N Blue)
12. Doo Joon (BEAST)
13. Dongho (U.KISS)
14. Sulli (F(x)
15. Heechul (Super Junior)
16. Kim Sungje (Supernova)
17. Kim Jae Kyung (Rainbow)
18. Seulong (2AM)
19. Jiyeon (T-ara)
20. Taec Yeon (2PM)
21. So Hee (Wonder Girls)
22. L (INFINITE)
23. Suzy (Miss A)
24. Dong Joon (Z:EA)
25. Sunhwa (Secret)
26. G-Dragon (Big Bang)
27. Joo yeon (After School)
28. Niel (TeenTop)
29. HyunA (4Minute)
30. Hongki (FT Island)

Minggu, 21 Agustus 2011

SNSD "Gee" dan "Oh" MV meraih Mayor Milestones


Dua alasan yang dicapai MV SNSD itu,
Satu, MV “Gee” dilihat lebih dari 50juta viewers pada halaman resmi SM Entertainment di YouTube, dan MV “Oh!” lebih dari 40juta viewers.
Dua,  “Gee” yang menjadi hit di tahun 2009 dan “Oh!” yang menjadi judul album snsd yang meraih Golden Disk Daesang 2010, tidak aneh kalau 2 MV itu menjadi hit online.
“Gee” dan “Oh!” adalah video dengan viewers terbanyak di halaman resmi YouTube SMent, dan snsd memiliki 3 dari top 4 most watched video di halaman tersebut, dengan “Run Devil Run” yang menduduki nomer 4 (27juta viewers).

Jumat, 19 Agustus 2011

Kesan pertama Jinyoung pada anggota B1A4



Menjadi seorang leader, haruslah mengenal dengan baik teman-teman satu grupnya. Jinyoung sebagai anggota yang terpilih menjadi leader memaparkan kesan pertamanya saat bertemu pertama kali dengan anggota B1A4.
Saat bertemu Baro pertama kali, Jinyoung menilai rappernya itu sangat ceria dan enerjik. Jinyoung menyebut bahwa Baro adalah vitamin bagi grup yang memberi energi lebih pada anggota yang lain.
Sedangkan mengenai si bungsu Gongchan, Jinyoung mengaku sedikit kesulitan mendekatinya. Tetapi kemudia ia memujinya dengan menyebut Gongchan sangat imut dan tampan.
“Maknae kami sangat tampan. Pada awalnya kami kesulitan untuk dekat dengannya, namun setelah kenal, Gongchan benar-benar maknae yang sangat imut,” ujar Jinyoung dilansir xinmsn, Selasa (9/8/2011).
Sementara itu untuk Sandeul, bagi Jinyoung ia adalah seorang yang penuh dengan rasa ingin tahu. Sandeul bertanya banyak hal. Berbeda dengan anggota paling tua CNU. CNU cenderung ingin melakukan segala hal sendirian.
Ketika disinggung mengenai apa yang mereka berempat pikirkan terhadap sang leader sendiri, Baro lah yang angkat bicara. Rupanya meski bukan anggota paling tua Jinyoung paling punya kemampuan memimpin.
“Jinyoung hyung (kakak laki-laki) selalu fokus dan membuat kami semua menurut padanya,” tutup Baro.
B1A4 debut pertama kali di panggung musik Korea pada 21 April 2011 dengan track ‘O.K’ dan merilis video klip. Mini album mereka pun diluncurkan di bulan yang sama dan berisi 6 track.

Selasa, 16 Agustus 2011

Paradise Ranch Sinopsis


*Episode 2*
Da Ji berlari menghindari Ahjusshi (Tuan Yang) yang menuntut uang pembelian kuda padanya. Disaat yang sama, Yun Ho datang melihat-lihat lahan peternakan yang dibeli oleh perusahaan Dong Joo. Karena sibuk menoleh kebelakang, Da Ji menabrak Yun Ho.....
"Kau baik-baik saja?" tanya Yun Ho kaget.
Da Ji bangkit, Tuang Yang berlari menghampirinya. "Aigo.. Aku akan membiarkanmu pergi setelah kau menulis surat jaminan." ucapnya pada Da Ji. Namun Da Ji tidak lagi menampakkan wajah khawatirnya, Dengan riang ia berkata pada Yun Ho "Ahjussi.. Kau datang pada saat yang tepat!" Da Ji lalu mengenalkan Yun Ho pada Tuan Yang disampingnya "Orang ini ahli dalam pembelian kuda,. Kita membeli kuda ini waktu lalu, tolong katakan sesuatu." pinta Da Ji pada Yun Ho dengan wajah memelas.
Yun Ho tersenyum dan menghampiri kuda itu. "Nama kuda ini Paulist, Dia ras murni. Ia menjadi terkenal karena memenangkan 8 juta won hadiah uang (dalam lomba balap kuda)" katanya sambil mengelus-elus kepala kuda itu.
"Ya.. karena garis keturunannya itu ia tidak mau jalan ataupun berlari.. yang ia lakukan hanyalah makan, minum dan buang air saja." Tuan Yang mengolok perkataan Yun Ho, mendengarnya Yun Ho tertawa, "Ia akan membuat berita." bisik Yun Ho pada Da Ji.Da Ji mengiyakan perkataan Yun Ho, sehingga Yun Ho tertawa kecil.
"Aku akan memberikanmu 20 juta won." celetuk Yun Ho. Baik Da Ji maupun Tuan Yang membelalak kaget. "Sebenarnya.. Karena permintaan Da Ji aku membiarkannya memiliki kuda yang ingin aku beli. Aku menginginkannya karena banyak usaha untuk kedalamnya. Sebenarnya aku bisa memberimu 60 juta won untuk hal ini." ujar Yun Ho.  Tuan Yang yang mata duitan itu terbelalak. "60 Juta Won?" Da Ji pun kaget.
"Berikan ia 60 juta won." perintah Yun Ho pada asistennya. Tuan Yang tiba-tiba saja berubah pikiran.. "Tidak.. bukan begitu.. Maksudku.. Aku tidak berniat menjual kuda ini." kata Tuan Yang. Yun Ho tesenyum lebar mendengarnya. Yap.. jurus jitu Yun Ho berhasil.
"Aku melibatkan mu dalam masalah lagi... Kemunculanmu seperti telah diatur oleh takdir." Da Ji berterima kasih karena Yun Ho telah membantunya. Yun Ho tertawa. "Apakah ini peternakan yang kau bicarakan waktu lalu?" tanya nya.
"Ya... tetapi masih ada sedikit masalah.. Tapi kami akan menemukan solusinya. Ngomong-ngomong, Ahjussi, kapan kau datang? Apa kau berencana tinggal disini beberapa waktu? Kau menginap dimana?" tanya Da Ji bertubi-tubi.
"Hhah... Aku tiba kemaren, aku akan disini untuk 2 bulan, dan aku menginap di DI Resort."
"D.I? Ahjusshi, tempat itu tidak bagus, jangan pergi kesana" Da Ji tiba-tiba melarang.
"Tidak bagus?"
"Ah bukan... bukannya tidak bagus, hanya saja tempat itu mengerikan bagi orang peternakan." Da Ji bercerita tentang ulah orang-orang diresort itu, mulai dari Golf yang dipukul oleh orang diresort sering mengenai orang-orang dipeternakan, tidak luput kepala Tuan Yang juga terkena imbasnya, hingga konstruksi gelanggang speed boat yang mematikan lahan pencarian para pengemudi perempuan. Da Ji tidak hentinya berbicara sehingga Yun Ho merasa sedikit tidak nyaman. "Ya.. benar.." ia membenarkan ucapan Da Ji diakhir dengan raut aneh.
"Temukan rumah lain" ucapnya pada asistennya.
"Oh.. tidak perlu seperti itu..Ahh.. aku terlalu berlebihan." Da Ji menyesali ucapannya. "Sebenarnya, peternakan kami juga dirugikan.. Pokoknya ada banyak komplikasi disana.." lanjutnya.
"Kau akan kemana?" tanya Yun Ho melihat Da Ji membawa Ransel.
"Ahh...?" Da Ji kaget, refleks ia meraih tangan Yun Ho dan melihat kearah jam tangan Yun Ho. "Ahh... Ahjussi, aku tidak bisa jadi pemandu jalanmu sekarang. Sekarang juga aku harus bernegosiasi dengan seseoranng."
"Negosiasi?" tanya Yun Ho lagi. (Sumpah... gw suka ama suara Yun Hoo ne.. Mature banget.. ckckck)
"Sebenarnya.. Aku kesana akan meminta sesuatu,  Jika kau memberikan nomor HP mu.. Ahh tidak perlu,  Ahjussi telah tahu nomor HP ku, Jadi telepon aku nanti jika kau punya waktu, aku akan memperlihatkanmu Pulau Surga Jeju." usai mengatakan itu Da Ji lari meninggalkan Yun Ho yang masih bingung. Selang beberapa jauh Da Ji berteriak,"Aku tidak tau kau benar-benar datang, terima kasih. Kau bahkan masih terlihat tampan dari sini. Semoga waktumu menyenangkan...." Yun Ho tersenyum geli melihatnya. "Kenapa kau tidak mencoba berbicara dengan mereka lagi?" tanya Yun Ho pada asistennya.
"Ya aku akan mengkonfirmasi sekarang." jawab sang asisten. "Pemandu jalan telah menunggumu." ucapnya lagi.
"Pemandu jalan? Bukankah kita telah punya satu? Nona pemandu jalan kita..." Jawab Yun Ho masih memandangi kepergian Da Ji.

Dong Joo duduk bertopang dagu, mencoret-coret kertas laporannya ditengah-tengah rapat yang dipimpin oleh kakeknya itu. Jelas sekali ia tidak mengikuti sesi rapat dengan baik. Sang kakek tengah membicarakan tentang mundurnya ia dari jabatan direktur utama. Mengagetkan, sang Kakek mengangkat Dong Joo sebagai pengganti dirinya (Sebenarnya tidak aneh sih, mengingat kakeknya ini sayang banget ke Dong Joo). Ayah Dong Joo tidak terima, Seisi ruangan dipenuhi bisik-bisik para karyawan, Karena tidak mendengarkan, Dong Joo cuek saja dan tetap melanjutkan kerjanya mencoret-coret.
Sebelum meninggalkan ruangan, Kakek Dong Joo berkata proyek penambahan lahan di Pulau Jeju, semuanya dilaporkan pada Dong Joo. Ayah Dong Joo berlari menyusul sang Kakek. Melihat sang ayah keluar, Dong Joo menongakkan kepala. Ia mendadak bingung karena semua orang memperhatikannya.
Da Ji tiba dikantor Dong Joo. Ia menguatkan hati agar tidak takut berhadapan dengan orang-orang perusahaan. Sementara diruangan kakek Dong Joo, Dong Joo membujuk kakeknya agar jabatan itu ditarik darinya. Ayah Dong Joo juga ikut bicara, tetapi tidak satupun dari mereka yang berhasil menggoyahkan sang Kakek.
Dong Joo menuruni lift dengan wajah kusut. Tiba-tiba ia mendengar seseorang berteriak-teriak, Yap. Itu Da Ji. Da Ji dijinjing oleh dua orang petugas keluar . Da Ji melihat Dong Jo, lalu berteriak memanggil nama Dong Joo. Petugas itu lalu menurunkan Da Ji.
Da Ji mengemukakan keberatannya atas lahan peternakan yang dibeli perusahaan Dong Joo, dan berkata ia ingin menemui pimpinan perusahaan. Dong Joo tidak setuju, akan tetapi Da Ji bersikeras, hingga sebuah ucapan Dong Joo membuatnya terdiam,  "Apa kau masih ingat bagaimana kita bercerai?"
"Itu.. Itu sama sekali tidak ada hubungan nya." ucap Da Ji gugup.
"Jika kau ingin menemui kepala pimpinan perusahaan ini, Dia adalah ayahku."
"Ayahmu?"
"Maka dari itu.. pulang lah.."
"Kau membeli pertenakan itu karena kau tahu itu milik kami?"
"Chh... imajinasimu terlalu besar. Aku bahkan tidak punya hubungan apapun denganmu. Perusahaan ini tidak lah bebas, ada orang -orang yang bekerja didalamnya." Dong Joo melangkah pergi, namun Da Ji menghentikannya lagi "Aku akan menemui ayahmu, aku perlu berbicara padanya secara pribadi". Tidak pelak lagi, Dong Joo benar-benar marah kepada Da Ji. 

"Kenapa kau begitu bodoh?" Dong Joo meninggikan suaranya.
"Apa? bodoh?" Da Ji terkejut mendengar kata-kata Dong Jo.
"Kenapa kau sangat keterlaluan? Kenapa kau tidak mengerti juga? Kau kuat, kau berkuasa, Aku katakan padamu aku yang akan bertemu dengan mereka. Aku benci melihatmu." Dong Joo menghela napas. "Lebih baik kau turun dulu dan tunggu disana." Dong Joo mengakhiri kalimatnya lalu pergi. Da Ji shock mendengar ucapan Dong Joo, butiran bening mengalir dipipinya.
Da Ji lalu menemui ayahnya yang bekerja dipeternakan kuda milik perusahaan Dong Joo. Disana ayahnya sedang memarahi karyawan nya yang tidak berhati-hati memberi makan kuda. Melihat Da Ji, sang ayah sangat senang, lalu ayahnya itu membawa Da Ji kerumah tempat ia tinggalnya. Da Ji tertegun melihat tempat tinggal ayahnya, sempit dan pengap.
"Ini.. Sayang sekali ayah tidak punya susu strobery kesukaanmu." ayah Da Ji mengulurkan sebotol susu pada Da Ji.
"Appa.. (Ayah....)"
"Ada apa? Apa Da Eun membuat masalah lagi?" (Da Eun = adik Da Ji)
"Tidak.."
"Lalu... di peternakan ada banyak orang kan?"
"Hmm...."
"Da Ji yah... ini melelahkan, bukan? Ayah selalu menyesal setiap kali memikirkan ini. "
"Ayah pasti lebih lelah lagi, datang ke Seoul sendiri." Da Ji melihat sekeliling rumah ayahnya.
"Ahh...Tidak ada yang melelahkan bagi seseorang yang menghabiskan waktunya bersama kuda." ayahnya menyangkal. "Ayah sama sekali tidak lelah. Da Ji yah... kita perlu bekerja keras setahun ini, tunggu hingga ayah kembali ke Jeju, ayah bahkan tidak akan membiarkan putri ayah menyentuh setetes airpun." Da Ji tersenyum mendengarnya. Hingga terdengar seseorang memanggil ayahnya. Sang ayah keluar dan meminta Da Ji menunggu. Penasaran, Da Ji mengintip percakapan sang ayah dengan Manager. Da Ji melihat ayahnya dimarahi oleh Manajer. Da Ji menyaksikan itu semua dengan perasaan iba. 

Ditempat lain, Da Eun membantu mengupas bawang bombay mengomel karena hawa tajam bawang itu membuat matanya berair meskipun ia telah memakai pelindung mata. Seorang ahjumma (ibu-ibu) menimpali ucapan Da Eun, tetapi berakhir dengan perang mulut dengan ahjusshi yang mengolok kata-katanya yang masih memakai kata "Oppa" (panggilan untuk kakak laki-laki) diusia yang tidak lagi muda. Da Eun melerai mereka  dengan mengatakan foto mereka akan segera keluar di website peternakan, dan banyak orang yang akan melihat foto-foto itu.Seseorang memuji kepintaran Da Eun, dengan pedenya Da Eun menjawab "Aku sudah tahu."
Dong Joo dan teman wanitanya yang waktu itu berlibur bersamanya di pulau jeju masuk ke apartemen Dong Joo. Dong Joo bercerita tentang pengangkatan dirinya menjadi pimpinan perusahan oleh sang kakek. Padahal ia tidak menyukai bisnis. Wanita itu memberikan saran agar mencoba terlebih dahulu, tetapi ia tertawa mendengar sarannya sendiri. "Lucu sekali ya.." ujarnya terkekeh.
Sembari bermain golf, Asisten Seo Yun Ho memberikan informasi mengenai perusahaan Dong In Group, Yun Ho mengatakan ada keanehan dalam  perusahaan itu. lalu ia bertanya mengenai Paradise Ranch (peternakan milik Da Ji), asisten Yun Ho menjawab pembangunannya akan segera dimulai karena pembelian nya telah sah atas nama Han Dong Joo. "Ada banyak rahasia pada orang-orang itu." Yun Ho berujar. "Ah.. Hyung.. aku akan menyetir." ucap Yun Ho pada asistennya. "Aku akan mengantarmu." Jawab asistennya,. Yun Ho tersenyum lalu beranjak pergi. "Istirahat saja dulu..." katanya kemudian.

Mobil Yun Ho berhenti didepan rumah Da Ji. Yun Ho keluar dari mobilnya, ragu-ragu ia melangkah kepekarangan rumah itu. Dari arah kanan, Da Ji datang mendorong gerobak sambil bernyanyi lagu klasik, dan tidak menyadari kedatangan Yun Ho hingga Yun Ho membantunya mengambil alih gerobak dorong. Sesuai yang dikatakan Da Ji tempo hari, ia meminta Da Ji menjadi pemandu jalannya.
Diperjalanan, Da Ji menerangkan suatu tempat bernama Hallasan, Yun Ho berkata orang di resort juga mengatakan hal yang sama. "Ya.. itu bagus." ucap Da Ji sedikit kikuk.
Lalu mereka berjalan, Yun Ho asik memotret dengan kameranya. Ttidak sadar mereka memasuki sebuah tempat mewah, Da Ji mulai suntuk, tetapi Yun Ho masih fokus dengan dirinya sendiri dan tetap berjalan, terpaksa Da Ji mengikuti. Hingga mereka sampai pada sederetan bangunan yang konstruksinya belum selesai. Yun Ho memotret bagian-bagian bangunan itu. "Apa yang kau lakukan ahjusshi?" Da Ji ambil tindakan dan menyeret tangan Yun Ho menjauhi tempat itu. Yun Ho kebingungan.
Perjalanan dilanjutkan dengan menikmati keindahan Pulau jeju dengan bersepeda, dan melewati tempat-tempat indah lainnya. Da Ji lalu membawa Yun Ho melihat ibu-ibu yang mengambil rumput laut. Ahjumma itu memberikan nya pada Yun Ho dan Da Ji, Yun Ho menerimanya setengah jijik, tapi tetap memakannya. Ahjumma itu menggoda Da Ji dan salah mengira, mengira Yun Ho adalah kekasih Da Ji. "Aku berharap bisa meletakkannya didompetku dan membawanya pergi kemana saja." ucap Da Ji saat Ahjumma itu mengatakan harus memegang Yun Ho erat-erat. Yun Ho tertegun, entah karena ia mendengar ucapan Da Ji atau tidak mengerti akan dialek kental mereka. HP Da Ji berbunyi, dari seseorang. "Aku menolak untuk keluar." Teriak Da Ji, ia segera menyadari ada Yun Ho, dan segera menjauh tetap memegang HP nya.
Yun Ho mengantar Da Ji pulang kerumahnya. Sedikit lucu, Yun Ho keluar lebih dulu berniat membukakan pintu untuk Da Ji, tetapi Da Ji sudah terlebih dahulu membuka pintu mobil itu, Dengan kikuk Da Ji kembali menutup pintu mobilnya dan membiarkan Yun Ho membukakan untuknya.

Da Ji menanyakan kapan Yun Ho akan menjemputnya lagi, "Apakah masih ada tempat yang harus aku lihat?" tanya Yun Ho. "Tentu... yang kita lihat hari ini baru sebagian saja." kata Da Ji bersemangat. "Telpon aku jika kau ada waktu." kata Yun Ho. Da Ji tidak memiliki nomor HP Yun Ho, Yun Ho lalu memberikan nomor telponnya. Da Eun melihat ini dan mulai menyerocos, terpaksa Da Ji membekap mulut adiknya itu dan menyeretnya kerumah. Yun Ho kembali terkekeh melihat kelakuan adik beradik itu. Dari jauh, Dong Joo memperhatikan mereka dengan perasaan cemburu, sebelumnya Dong Joo sudah berniat kerumah Da Ji, melihat suasana ini ia membatalkannya dan berbalik meninggalkan tempat itu.


Da Ji mematut-matut dirinya didepan kaca, memilih pakaian yang hendak ia kenakan. begitu keluar, Kejutan menunggunya. Orang -orang Dong Joo mengukur-ukur lahan rumahnya. Tidak terima, ia pergi kekantor Dong Joo. Sementara Dong Joo tengah melihat profil Seo Yun Ho diinternet, Kagum karena Yun Ho memenangkan banyak penghargaan dan telah bersekolah dibanyak tempat, namun ia tidak menunjukkannya terang-terangan malah mengubahnya menjadi cemoohan.
Melihat Da Ji datang, ia buru-buru menutup browsingnya. Da Ji menghampirinya dengan penuh kemarahan, Dong Joo berusaha cuek, "Secara hukum, aku berhak melakukan apapun dirumah itu. Jika kau ingin memprosesnya kembali, minta saja bantuan pada pacarmu yang hebat itu" kata Dong Joo sambil membalik-balik laporan diatas mejanya.
 "Apa maksud perkataanmu itu?" tanya Da Ji
"Sebaiknya kau keluar saja.. aku sibuk."
"Ya benar.. Sangat mudah menggunakan hukum. Oke kalau begitu aku juga akan menggunakan kekuatan hukum untuk mendapatkan hak ku kembali. Selanjutnya kau juga harus menggunakan hukum untuk mempertimbangkan nya kembali."
"Bagus kalau begitu. Apa masih ada yang ingin kau katakan?"
"Baik... Aku pergi... Aku pergi.." Da Ji berteriak dan menangis. "Tapi apa kau tahu? Jika seseorang datang mencarimu, kau pikir apa mereka tidak punya alasan melakukannya? Mungkin menurutmu melakukan hal ini menurut hukum sudah benar, tapi bagiku, peternakan ini adalah bagian dari hidupku." Da Ji membalikkan badan berusaha menenangkan diri. Ia berbalik lagi kearah Dong Joo, "Benar.. Mungkin bagimu aku ini membuatmu mual, tapi bagaimana dengan mu? Kau benar-benar tidak berkemanusiaan." Da Ji berteriak lalu pergi sambil menangis.
Setelah kepergian Da Ji, Dong Joo termangu sendiri dikantornya. Da Ji berjalan keluar dan terisak-isak. Hingga HP nya berdering, telepon dari Yun Ho.Da Ji berusaha keras agar tidak ketahuan bahwa dirinya habis menangis, tapi usahanya sia-sia, Yun Ho melihatnya dari kaca luar, menatap kearah Da Ji penuh iba juga penasaran.

Selepas kepergian Da Ji, Dong Joo memanggil asistennya dan memarahi asisten itu. Asisten tersebut membela diri karena sebelumnya Dong Joo telah menyetujui mengenai pengambil alihan peternakan Da Ji. Dong Joo protes karena ia tidak pernah merasa melakukan persetujuan itu. Asisten itu lalu mengingatkan tentang kontrak yang ditandatangani Dong Joo sewaktu di Australia. Dong Joo tersudut, lalu menyinggung tentang hubungan antara Da Ji dan Yun Ho, Asistennya kaget. Karena hal ini berarti akan mempersulit rencana mereka untuk mengambil alih peternakan. Melihat kebingungan asistennya itu, Dong Joo mengancam agar tidak mengganggu peternakan milik Da Ji jika tidak ingin berurusan dengan Yun Ho yang notabene adalah investor besar bagi perusahaan mereka.

Da Eun memasuki pekarangan rumahnya dan mengomel melihat pakaian dalamnya dijemur didepan rumahnya itu oleh sang kakak. Omelannya terhenti saat seseorang datang, yaitu Asisten Dong Joo. Disaat yang sama, Da Ji dan Yun Ho sedang berada dikandang kuda, Da Ji tengah asik mengelus-elus anak kuda, Da Ji berkata anak kuda itu memiliki masalah kesehatan, Yun Ho membenarkan dan ikut mendekati kuda itu. Da Ji menawarkan dirinya untuk merawat anak kuda itu, "Itulah alasan kenapa aku membawamu kesini." ucap Yun Ho akhirnya.
Mereka lalu kekantor Yun Ho, Yun Ho memberikan kontrak kerja, dimana Da Ji kerja part time merawat kuda-kuda miliknya 2 jam sehari. Da Ji ternganga mendengar gaji yang diberikan Yun Ho, 1.200.000 Won. bagi Da Ji itu terlalu banyak,  Da Ji membaca kontrak yang diberikan padanya, ia bertanya kenapa perusahaan finansial (dalam kontrak) justru malah memperkerjakannya. Yun Ho sedikit gugup, tapi ia cepat mengatasi dengan berkata bahwa mereka (perusahaan) sedang mencari pelatih kuda. Karna itu ia lansung ingat pada Da Ji. Asisten Yun Ho datang mengingatkan Yun Ho mereka akan melakukan penerbangan. Yun Ho membenarkan, sebelum pergi ia menyalami Da Ji, "Kita akan bertemu lagi besok." ucapnya.

Dong Joo berdiri didepan kaca, menatap keluar dengan mata kosong. Teringat kembali olehnya ucapan Da Ji, Da Ji berkata peternakan itu adalah bagian dari hidupnya. Dong Joo menghela napas, kemudian beranjak kekursi. Ia memegangi surat tanah peternakan Da Ji.. "Han Dong Joo... Han Dong Joo..." berulangkali menyebut namanya yang tertera di surat itu. Tiba-tiba matanya berbinar, "Han Dong Joo... Berarti tempat itu sekarang milikku, dan aku bisa melakukan apapun yang aku mau..." katanya girang, Asistennya datang mengingatkan bahwa rapat segera dimulai.

Da Ji sibuk menyuruh Da Eun berpose dengan berbagai gaya didepan rumahnya. Da Eun protes, tetapi Da Ji berkeras karena itu akan digunakannya sebagai bukti klaim atas rumahnya. Tiba-tiba Da Eun membuat gerakan berlutut, persis seperti saat ia dihukum oleh ayahnya karena menjual kuda hamil untuk membeli kamera, Da Ji kaget saat Da Eun menyerahkan sesuatu padanya..

Dong Joo dan Yun Ho mengadakan meeting. Asisten Dong Joo dengan semangat menguraikan proyek mereka dan mengatakan tidak ada lagi masalah tentang peternakan. Dong Joo bingung, lalu membisiki asistennya itu bagaimana bisa tidak ada masalah. Asisten Dong Joo balik berbisik bahwa ia telah mengurus semuanya. Yun Ho bertanya kenapa konstruksi resort itu harus dimulai dari paradise ranch (peternakan milik Da Ji), Dong Joo kebingungan menjawab sehingga asistennya mengambil alih, Asisten itu juga menyinggung tentang hubungan Yun Ho dengan pemilik peternakan (Da Ji). Dong Joo gugup, dan Yun Ho sedikit bingung, "Hubunganku dengan pemilik peternakan? Apa maksudnya..?" tanya Yun Ho. Dong Joo mendelik kearah asistennya, belum sempat mereka menjawab, sebuah teriakan memecahkan semuanya.. "Yahh.. Han Dong Joo....!!!"
Da Ji datang dengan penuh kemarahan, tanpa menyadari keberadaan Yun Ho ia memaki Dong Joo "Kau pikir dengan uang ini cukup menyelesaikan semuanya? makinya pada Dong Joo. Menyadari ada orang lain, ia menoleh dan kaget melihat Yun Ho ada disana. "Ahjussi... "
"Lee Da Ji Ssi.. apa yang membawamu kesini?" tanya Yun Ho heran.
"Aku kesini untuk urusan kompensasi, Ahjussi apa yang kau lakukan disini?" Da Ji tak kalah heran.
Yun Ho menoleh kearah asisten Dong Joo, "berapa banyak kompensasi yang kau berikan?" tanya nya.
Asisten Dong Joo gugup... "Itu...itu Kami berikan dua kali lipat dari harga pasar." jawabnya.
Yun Ho tersenyum kecut, "Lee Da Ji Ssi mengatakan jumlahnya terlalu kecil karena itu ia datang kesini."
"Tapi menurutku jumlah ini lebih dari cukup untuk sebuah peternakan." Yun Ho menyambung ucapannya.
"Tidak.. sebenarnya ini bukanlah soal uang..." Da Ji mengelak, Tiba-tiba Dong Joo angkat bicara, mengatakan akan mengurus hal itu secepatnya. sebelum ucapannya selesai Yun Ho bangkit, berkata agar Dong Joo menangani hal tersebut secepatnya. ucapannya yang mengaku sebagai investor untuk resort P.I membuat Da Ji kaget, sebelumnya Yun Ho tidak pernah mengatakan hal itu. Yun Ho hendak pergi, Da Ji berkata ia juga akan mengurus kuda dan menawarkan pergi bersama. Yun Ho buru-buru berkata ia tidak perlu bertemu dengan Da Ji lagi, mendengarnya Da Ji terkejut. Yun Ho telah salah paham padanya. Dong Joo yang melihat ini merasa bersalah.

Dengan langkah gontai Da Ji menyusuri lorong kantor Dong Joo. Dibelakang, Dong Joo mengejarnya. Da Ji berhenti dan Dong Joo menyerahkan kembali amplop itu pada Da Ji. "Berapa banyak uang yang kau punya? Apakah kau bisa membeli impianku, impian ayahku dan impian kami dengan uang yang kau miliki?" tanya Da Ji ketus. Dong Joo bingung, segera saja dimasukkannya amplop itu kesaku baju Da Ji, "Pertama ambil ini dulu, aku akan berbicara dengan direktur Seo." ucapnya.
Diingatkan tentang Yun Ho, Da Ji berbicara tidak terkendali. Ia bertanya kenapa Dong Joo tega menyakitinya dengan cara seperti itu, baginya, Dong Joo adalah kejaiban, Di saat tersulit dihidupnya Dong Joo datang mengembalikan kenangan hangat dimasa lalu mereka tetapi Dong Joo mengubah semuanya. Dong Joo tertegun mendengar penuturan Da Ji. Da ia tidak sanggup menahan Da Ji untuk tidak pergi dari tempat itu.

 Dirumahnya, Da Ji tidak dapat tidur walaupun Da Eun terlihat sangat pulas. Iseng-iseng dibukanya catatan miliknya. Ada satu foto dimana Ia dan Dong Joo tersenyum manis mengenakan pakaian pengantin. Da Ji tersenyum memandangi foto itu. Ditempat lain, Dong Joo termangu memandangi surat tanah peternakan Da Ji yang telah menjadi atas namanya itu.

Hari berganti pagi, seseorang tengah marathon, dia adalah Yun Ho. Disaat yang sama Da Ji pun telah berada dikandang kuda, memeriksa anak kuda yang sedang sakit itu. Yun Ho melewati kandang kuda dan kaget melihat Da Ji telah berada disana. Da Ji mengatakan akan mengundurkan diri secepatnya, mengingat anak kuda itu juga hampir sembuh. Suasana kaku dan canggung mewarnai keduanya. Yun Ho segera berlalu, dan Da Ji memanggilnya. Da Ji berkata ia mempercayai Yun Ho, meskipun sekarang mereka berada di arah yang berlawanan. Da Ji menambahkan, ia mengembalikan kompensasi itu bukan untuk uang lebih, Karena yang menerima sebelumnya adalah Da Eun dan Da Eun tidak tahu apa-apa tentang itu. Yun Ho terdiam mendengar ucapannya. Yun Ho bertanya apakah Da Ji benar-benar percaya padanya. Da Ji menjawab ia percaya pada dirinya sendiri, dan ia juga mempercayai orang yang disukainya. Da Ji pamit,  Yun Ho kembali tertegun memandangi kepergian Da Ji.



Kakek dan ayah Dong Joo baru kembali dari olahraga, terkaget melihat Dong Joo duduk dengan posisi ala meditasi tanpa mereka ketahui kedatangannya. Ayah Dong Joo menayai kenapa ia ada disana, Dong Joo menjawab banyak masalah serius yang timbul di Resort. Dong Joo lalu bercerita masalah komplain penduduk daerah sana hingga berakhir ke demonstrasi. Kakek Dong Joo memberi wewenang penuh pada Dong Joo untuk menyelesaikannya, Dong Joo berkata ia bisa menyelesaikannya dalam 2 bulan. Ayah Dong Joo protes karena 2 bulan terlalu lama. Ia mengusulkan waktu setengah bulan saja tetapi Dong Joo keberatan. Karena kakeknya setuju, ayah Dong Joo kalah suara.

Da Ji sedang asik mengelus-elus kuda nya yang masih 'mogok'. Da Ji benar-benar putus asa melihat kudanya yang tidak mau apa-apa itu. Diarah lain, Dong Joo mendekati rumah itu sambil menjinjing koper. Melihat kedatangan Dong Joo, Da Ji panik dan mengusirnya. Tapi Dong Joo cuek dan tetap melangkah kerumah itu, Meskipun Da Ji bersikeras rumah dan tanah itu adalah miliknya. Dong Joo membuka pintu rumah, Da Ji memblokir jalan Dong Joo dan menghadang dimuka pintu. "Ini adalah rumahku." teriak Da Ji. "Ini rumahku juga." kata Dong Joo cuek.


"Lalu?" tanya Da Ji
"Mulai hari ini aku akan tinggal disini." jawabnya tanpa menghilangkan wajah pokernya itu. Da Ji mendelik tidak percaya mendengarnya. "Apa kau gila? Keluar....! Cepat keluar dari sini." Teriak Da Ji
"Aku datang kesini untuk menolongmu." kata Dong Joo.

Flashback ke percakapan antara Dong Joo, kakek dan ayahnya. Dimana kakek Dong Joo menyarankan agar Dong Joo tinggal peternakan. Dong Joo awalnya menolak, tapi ia tidak punya pilihan.

Da Ji berkeras menolak, hingga Dong Joo menawarkan kesepakatan padanya, jika ia dibolehkan tinggal selama dua bulan disana, ia akan memberikan bagian peternakan itu pada Da Ji.  Da Ji menganggap Dong Joo mengakalinya, sehingga ia membuat surat kontrak antara dirinya dan Dong Joo. Dong Joo mengoceh melihat kelakuan Da Ji. Da Ji berasalan ia melakukan itu karna ia sering kali ditipu.

Dong Joo masuk kemobilnya, bersiap hendak pergi. Da Ji datang mengulurkan sekantong jeruk. Dong Joo berkata ia tidak suka jeruk, Da Ji berkeras memberikannya, dan berkata jika tidak suka Dong Joo bebas memberikannya pada siapa saja. Da Ji berterima kasih atas kesepakatan (yang sangat menguntungkannya itu).
Hal baik kembali mendatangi Da Ji, saat dipeternakan ia dipergoki oleh pengurus kuda sedang memberi minuman ginseng pada anak kuda yang sakit waktu lalu. Pengurus kuda itu memarahi Da Ji, karena ia tidak tahu Da Ji diangkat sendiri oleh Yun Ho. Yun Ho datang membelanya.

Mereka menyaksikan anak kuda yang hampir sembuh itu berlarian dengan riang. Da Ji tersenyum senang. Kebahagiaannya bertambah karena Yun Ho meminta maaf atas kesalahpahamannya waktu lalu. Da Ji berkata ia akan cepat melupakan hal-hal yang tidak ingin dia ingat. "Sekarang kita adalah teman." celetuk Da Ji.
"Aku tidak berteman dengan perempuan." ucap Yun Ho
"Ne...?" Da Ji kaget. Raut sedih sedikit terpancar diwajahnya. Melihatnya Yun Ho tertawa......

Bersambung......

Paradise Ranch Original Soundtrack

Track List
01 Paradise Ranch (Paradise Farm)
02 Journey by TVXQ
03 One (My Only One) by BoA
04 Waiting For You by Yesung
05 ... Is It Ok? by F(x)
06. Confession by Changmin
07 Running Through Ranch
08 Kiss On The Flower
09 Heigh-Ho
10 Fantastic Dream
11 Green Field
12 First Feeling
13 Leap Through Time
14 Sunny Days
15 Smile Waltz
16 Will You Marry Me?
17 Beautiful You (instrumental)
18 Reminiscences (instrumental)

Paradise Ranch Sinopsis


 *Episode 1*
Sepasang kekasih lari tergesa-gesa sambil berpegangan tangan mengawali kisah romantis didrama ini.. Mereka adalah Dong Joo (Shim Changmin) dan Da Ji (Lee Yeon Hee). Episode pertama bermula di sebuah bandara, Dong Jo dan Da Ji lari dari kejaran ayah Da Ji.
 "Yah..Da Ji yah... (Hey.. Da Ji...)" Ayah Da Ji berusaha mengejar Da Ji dan Dong Joo.
"Appa... Mianhae...." Teriak Da Ji tetap berlari bersama Dong Jo.

Meski berusaha mengejar, namun ayah Da Ji kalah tenaga akhirnya ia terjatuh. Da ji dan Dong Joo seketika menghentikan lari mereka.
"Appa...!" Da Ji kaget melihat ayahnya terjatuh.
"Da Ji yah, apa kau sudah lupa kesepakatanmu dengan ibumu? bukankah ibumu bilang kau harus menjadi mahasiswa di universitas Seoul?" ucap ayahnya dengan muka memelas.
"Appa.. Mianhae... (Ayah maafkan aku...)" Lagi -lagi Da Ji meminta maaf sang ayah, lalu kembali lari dengan Dong Joo."

"Kau...." ujar ayah Da Ji geram, dibelakang beberapa orang menyusul mengejar mereka. Ternyata ayah Dong Joo dan orang suruhannya. "Saat aku menangkapmu, kau akan mati!" Ayah Dong Joo berlari sambil mengomel. Ia terhenti melihat ayah Da Ji terduduk dengan lemas. "Hey.. Lee Yi dimana anakmu? Dia membawa kabur kemana Dong Joo ku? Oh My God...." ayah Dong Joo mengomel panjang pendek. "Hey.. geledah seluruh tempat ini, jika kalian tidak bisa menemukannya maka kalian akan mati" teriak ayah Dong Joo pada suruhannya dengan marah.

Ternyata Da Ji dan Dong Joo pergi mendaftarkan pernikahan mereka (Hahahhaha...). Petugas yang mengurus mereka membaca formulir registrasi itu, "Jadi umurmu 17 tahun?" tanya petugas itu pada Da Ji. "Tapi menurut lunar kalender, umurku 19 tahun." bantah Da Ji.
"Tanpa ijin orang tua, pernikahan tidak bisa diijinkan." ucap sang petugas.
"Jadi harus membawa orang tua baru pernikahannya sah?"
"Jika ditandatangani tanpa sepengetahuan orang tua, maka ini tidak valid. Kalian ini terlalu berani"

Da Ji dan Dong Joo menghela napas. "Tidak apa-apa, kita pasti tidak akan terpisah" Dong Joo menenangkan hati Da Ji.

Dihadapan ayah Da Ji, ayah ibu dan kakek Dong Joo, Da Ji memberanikan diri memohon pada ayahnya agar ia tidak jadi disekolahkan keluar kota karena ingin bersama Dong Joo, begitu juga Dong Joo yang memohon pada ayahnya agar ia dan Da Ji diijinkan menikah, dengan begitu ia akan bisa bersama dengan Da Ji selamanya. Bahkan dengan berani Dong Joo meminta ijin ayah Da Ji untuk menjaga Da Ji. Diawal, baik ayah Da Ji maupun orang tua Dong Joo tidak setuju pada ide gila anak-anak mereka, namun situasi berbalik saat kakek Dong Joo berlutut memohon pada ayah Da Ji agar cucu kesayangannya itu bisa menikah dengan Da Ji. Ayah Dong Joo protes, namun tidak berkutik pada sang ayah. Dimata sang kakek, ternyata Dong Joo lebih berharga dari pada ayah Dong Joo sendiri, dan akhirnya mereka pun menikah. Pasangan labil itu pun merayakan pernikahannya dengan suka cita.
Meski telah menikah, karena masih terlalu muda, Da Ji dan Dong Joo masih canggung satu sama lain. Terlihat saat mereka menonton bola, begitu kesebelasan korea berhasil mencetak gol, mereka berpelukan dan terjatuh disofa. Dan tangan Dong Joo memegang sesuatu... Upz... kedua tangannya mendarat dengan tepat didada Da Ji. segera saja Dong Joo melepaskan tangannya, "Kau turunlah..." ucapnya canggung.


"Tidak mau, aku ingin menjadi seperti permen karet yang terjebak padamu" Da Ji menyandar lebih erat, tapi sedetik kemudian ia bangkit dan menoleh kebawah..
"Yah.. Kau melihat kemana, cepat turun..." Dong Joo sedikit membentak menutupi rasa groginya.
"Mian..(Maaf)" ucap Da Yi panik, sementara Dong Joo bangkit dan menghadap kejendela membelakangi Da Ji. Dong Joo sangat grogi, tapi dibelakang kepanikan Da Yi berubah menjadi senyuman aneh. (wkwkwk.. Da Ji si cute evil..) Ia berjalan kearah Dong Joo dan menggodanya. Kedua insan yang dilanda asmara itu bertatapan, "Kita akan bahagia selamanya..." ucap Dong Joo pelan.
"Selamanya..." Da Ji tersenyum mengangguk.
Mereka berciman dengan mesra.....

Prolog:
19 Tahun, 21 tahun... Kami berkata kami akan bahagia selamanya dipernikahan kami. Tapi 6 bulan kemudian, semuanya hancur. Karena kami ingin menikah dengan gila, ingin berpisah dengan gila. Keteguhan pernikahan kami pun mati. Perceraian juga keputusan yang sangat cepat. Enam tahun berlalu tanpa terasa.
Da Ji enak-enakan tiduran sembari menemani kudanya merumput. Diarah lain, ibu Da Ji mengomel karena putrinya itu hanya tiduran saja. Tapi kenyamanan Da Ji tidak berlansung lama, seorang ahjussi (bapak-bapak) berjalan kearahnya. "Hey.. kau pikir kau bisa sembunyi dariku? kau pikir aku tidak akan bisa menemukanmu?" "Oh.. Ahjussi, lama tak berjumpa.." Da Ji kaget dan bersiap-siap lari. "Hey kau membuat kudaku sakit dan tidak dapat berdiri. Apa itu kehebatanmu?"
"Aku telah memberikannya penanganan kesehatan yang baik." Da Ji mengenakan sepatunya, lalu lari menjauh dari ahjussi yang berusaha mengejarnya. Orang tua itu terus mengejar Da Ji, malang bagi Da Ji, ia terjatuh tepat di onggokan kotoran kuda.
"Da Ji, Gwenchana? (kau baik-baik saja?)" ayah Da Ji kawatir melihat putrinya.

"Iiissssh.." Da Ji bangun dengan kesal, namun menyadari sesuatu, ia menggenggam kotoran kuda itu dengan kedua tangannya, lalu membauinya. Sementara orang tuanya dan ahjussi memperhatikan dengan jijik.
"Kotoran... Ya kotoran.." ia berteriak girang tanpa melepaskan kotoran kuda itu.

Seorang dokter membolak balik laporan hewan di peternakan itu. "Rata-rata aborsi kuda betina meningkat 20% dari tahun lalu."ujar sang Dokter. Ayah Da Ji mengatakan tidak satu pun hal yang bisa dikaitkan untuk menjadi alasan itu. Tiba-tiba Da Ji datang, kedua tangannya masih menggenggam kotoran kuda. Dengan bahagia ia menjelaskan pada sang dokter, bahwa kadar makanan kuda lah yang menjadi permasalahan dari kuda-kuda mereka. Da Ji menunjukkan sebuah laporan yang berasal dari jerman yang memuat hal tersebut. "Bagaimana kau tahu ini?" tanya Dokter itu bingung. Da Ji tersenyum simpul.

Kita beranjak ketempat lain, disebuah rumah mewah Dong Joo tertidur dengan pulasnya. Sebuah telepon mengganggu hingga mau tidak mau ia mengangkat telepon itu. Diseberang sana, ayah Dong Joo sedang mengomeli putranya yang tidak bekerja. Dong Joo menawari ayahnya agar memecat dirinya saja, jelas membuat sang ayah makin marah. Akhirnya ayah Dong Joo memenangkan perundingan mereka setelah mengancam akan menghentikan semua kartu kredit Dong Joo. Dong Joo bersiap-siap mengenakan pakaian kantornya.

Dipeternakan, Da Ji sedang menjelaskan tentang peternakan pada dokter yang tadi ditemuinya dikandang kuda. Sang Dokter memujinya melihat Da Ji sangat mengetahui seluk beluk kuda, sayangnya tidak berlansung lama, kebanggaan Da Ji berantakan karena ucapan Ahjussi yang tadi mengejarnya. "Jika kau ingin ingin meninjau, dalam sepuluh menit kau akan melihat...." ucapan Ahjussi itu terhenti melihat Da Ji diseret oleh kuda yang tadi dipeganginya. "Aah.. 5 Menit cukup, tidak perlu 10 menit" Ahjussi itu melanjutkan ucapannya kembali. Dokter itu terpelongo melihat Da Ji berteriak-teriak.

Changmin, Eh Dong Joo maksudnya.. membuka pintu kantornya dengan mengendap-endap. Didalam, kakek dan ayah nya tengah berdiskusi. Melihat kedatangan Dong Joo, kakeknya lansung melemparkan jeruk yang ada dimeja kearah Dong Joo, tapi Dong Joo dengan sigap menyambutnya. "Nice Catch.. (tangkapan bagus..)" katanya bangga, namun sedetik kemudian sebuah jeruk mendarat tepat dikeningnya. Olala.. Dong Joo meringis memegangi kepalanya yang dibentur jeruk tersebut.

Da Ji keluar rumah dengan plaster dikeningnya (Hasil lari-larian nya dengan kuda..wkwkwk), diluar rumah, Ahjussi telah menunggunya, Ahjussi itu menanyakan kuda yang dibeli Da Ji dari australia, dan meminta Da Ji menjual kepadanya, ia akan membayar dengan harga lebih . Da Ji tidak mau karena ia sendiri telah bersusah payah mendapatkan kuda itu, Dae Ji pun kembali berkhayal ia dengan kudanya memenangkan pertandingan balap kuda dan hadiahnya bisa ia gunakan untuk membeli rumah peternakan.

"Berhentilah bermimpi.." ejek Ahjussi pada Da Ji. "Mr. Park telah menjual rumah tersebut pada orang lain beberapa waktu lalu." lanjutnya lagi.
"Anda bilang apa?"
***

"Aku tidak tahu..."
"Paradise Ranch (nama peternakan) telah dijual pada orang lain, bagaimana anda tidak tahu? Kau tau betapa kami menginginkan rumah itu? Ayahku telah menghabiskan uangnya untuk membayar rumah itu sejak bekerja di Sepul Turf Club" Da Ji mencerca sang pemilik peternakan itu
"Ahh itu sudah selesai, harganya jauh lebih mahal dari yang aku bayangkan." Sang pemilik rumah membela diri dan tetap berjalan keluar. Hingga sebuah teriakan mengagetkan keduanya. Ayah Da Ji datang dengan penuh kemarahan. Ia menarik-narik pemilik rumah itu, sekarang Da Ji malah diribetkan melerai kemarahan ayahnya. Tidak berhasil, Ia membiarkan ayah nya mengejar pemilik rumah itu yang lari terbirit-birit.


Dong Joo dan kakeknya memperhatikan seekor kuda yang terpampang disebuah majalah.
"Tampan bukan?" tanya kakeknya
"Aku tidak tahu." jawab Dong Joo
"Kuda ini untuk resort kita yang dipulau jeju, pergi dan beli kuda itu kembali."
"Aku tidak mau pergi." ucap Dong Joo.
"Kau tidak mau? minimal kau harus memikirkan cara menolak yang lebih halus, bajingan keci." Ayah Dong Joo ikut bicara. Kakek Dong Joo segera meraih telponnya "Blokir semua kartu kredit Dong Joo..." perintahnya ditelepon.
Mendengar ini, Dong Joo kaget dan lansung mengambil telepon dari tangan kakeknya. "Kenapa kau seperti ini kek?" tanyanya dengan wajah memelas. (Hahaha.. cute evil...)
"Jadi pergi dan beli kuda itu, jika tidak, serahkan semua kartu kreditmu." ancam kakeknya.
Dengan bantuan (tekanan) dari ayahnya, akhirnya Da Ji memperoleh kesepakatan dengan sang pemilik rumah tentang pembelian rumah peternakan itu. Obrolan mereka beralih pada kuda volpony yang dibeli oleh Da Ji. Da Ji mengatakan tidak ada masalah dengan kuda itu dan setuju ia akan melihat kudanya setelah kompetisi berakhir.

Da Ji pergi melihat pertandingan balap kuda dan bersenang-senang disana. Ditempat yang sama, Dong Joo menggedumel tidak tentu, apalagi setelah ia menginjak kotoran kuda dengan sepatunya yang bagus. Da Ji melihat sebuah pertunjukan, dimana siapa yang bisa bertahan lama dipunggung kuda mainan akan diberi hadiah, kontestan sebelumnya gagal, hingga muncul seorang pria tampan menaiki punggung kuda itu. Da Ji sangat menikmati pertunjukannya. Pria itu menang. MC di acara itu memberikan setangkai bunga dan menyuruh pria itu memberikan nya pada gadis cantik yang mengenakan topi terbagus. Laki-laki itu memandang berkeliling, dan menemukan Da Ji, sebenarnya topi Da Ji tidak lah bagus, malah lucu. Pria itu memberikan bunga dan mengenakan topi yang dipakainya kekepala Da Ji. "Joneun (dalam bahasa korea berarti aku)? Eh.. Me?" Da Ji kaget karena pria itu memilihnya. Da Ji sangat senang dan ia tidak berhenti tersenyum girang.
Da Ji mengelus-elus kudanya dengan hangat."Volpony... Kau tau betapa aku merindukanmu? Presiden Yang memang sedikit pelit, tapi dia tidaklah buruk, dan saudaramu ini akan selalu bersamamu, jangan kawatir ya.." ucapnya pada kuda itu.
"Hey.. How are you?" Seseorang menghampiri Da Ji dan berbicara dalam bahasa inggris.
"Hi..." Da Ji balik membalas.
"Good to see you (senang melihatmu)"
"Yeah..."
"I think he likes you already" (Aku pikir dia telah menyukaimu) Orang itu berkata pada Da Ji. "Please take care of him, i know you will do a great job" (Tolong jaga dia, aku tahu kau akan melakukannya dengan baik). Percakapan mereka terhenti saat seseorang memanggil. Yaps, orang yang sama dengan orang yang memberikan topi padanya. "Silakan lanjutkan kencanmu dengan Volpony," Ujar orang yang bernama David itu.
"Wait.. Apakah ia berasal dari korea juga?" tanya Da Ji pada orang itu.
"Tidak, ia berasal dari amerika." jawab David "Kenapa?" tanya David lagi.
"Ah tidak.. aku hanya penasaran." jawab Da Ji.

Sementara David dan Edward bercakap, Da Ji berceloteh pada kudanya dalam bahasa korea. "Edward? nama yang cocok dengam orangnya, Edward memberikan saudari mu topi ini." Edward tersenyum mendengarkan celotehan Da Ji, tetapi Da Ji tidak menyadari dan terus melanjutkan: "Padahal waktu itu disana sangat banyak wanita cantik, Kakak mu ini pasti sangat mempesona." Katanya pada kuda Valpony itu. Diseberang sana, Dong Joo sedang berjalan kearahnya dan mendengar ucapan Da Ji. "Tetapi laki-laki itu sepertimu, benar-benar tampan, Kau dan juga Ahjussi itu benar-benar sempurna... Ahh.. sudah lama sekali hatiku tidak gelisah seperti ini." ujarnya. Dong Joo yang mendengar ucapan Da Ji menjadi geli sendiri. Tidak berhenti sampai disitu, Da Ji malah bernyanyi-nyanyi kecil dengan gaya norak. Edward tidak dapat menahan gelinya lagi. "Chukkaeyo (selamat..)" Edward menghampiri Da Ji.
"Kuda ini adalah harta david yang sangat berharga, aku pikir ia tidak akan menjualnya. Volponi adalah kuda yang baik" ujar Edward dalam bahasa korea.
 "Kau orang korea?" Da Ji bertanya dengan gugup.
"Orang tuaku." Jawab Edward tersenyum. Da Ji benar-benar kikuk karena malu, karena pastinya edward mendengar dan mengerti semua ucapannya dengan baik tadi, bukan?^^

"Topi itu cocok untukmu." kata Edward
"Ehh..? Terima kasih untuk topi ini, aku juga sangat menyukainya" ucap Da Ji malu-malu.
"See you later.." Edward berkata lalu meninggalkan Da Ji. Da Ji menatap kepergian Edward dari belakang,
"See you later? Kapan?" Kejutan lain menantinya. Dong Joo berdiri tepat diarah kepergian Edward. "Dong Joo..." Melihat Dong Joo melangkah pergi, Da Ji menyusulnya.
"Dong Joo Ah..." Da Ji memanggil, Dong Joo berbalik, dan menatap Da Ji dengan pandangan dingin.
"Ah.. ini kau.., Apakah kau tidak melihat aku memanggilmu dikandang kuda sebelah sana?" ujar Da Ji ramah.
"Aku lihat" jawab Dong Joo dingin.
"Ah.. kalau kau lihat, kenapa kau berjalan begitu saja?"
"Kalau aku tidak pergi?"
"Kita tidak bertemu untuk waktu yang lama, setidaknya kita harus menyapa."
"Kita tidak dalam hubungan apapun, jadi kita tidak perlu saling menyapa." Dong Joo memotong ucapan Da Ji. Da Ji sedikit kikuk, namun ia tetap tersenyum. "Sudah 6 tahun." ucapnya.
"Apa yang ingin kau ketahui?" tanya Dong Joo sinis.
"Ohh.. Selama itu, apa saja yang kau lakukan?"
"Bagiku, Seperti apa keadaanmu 6 tahun belakangan ini, aku sama sekali tidak penasaran." Dong Joo beranjak pergi. Da Ji terkesima mendengar perkataan Dong Jo.
Acara penawaran kuda dimulai. Tempat itu dipenuhi orang-orang yang melakukan penawaran kuda. Karena kehabisan tempat, Da Ji memutuskan duduk dikursi sebelah Dong Joo walaupun Dong Joo terkesan cuek padanya.
"Aku senang, Dong Joo, aku tidak yakin apa yang kau pikirkan, tetapi aku sangat senang bertemu denganmu disini. Telah lama aku ingin bertemu denganmu." Da Ji mencoba membuka percakapan. Dong Joo tetap sama. Cuek bebek.. (wekekekeke...)
"Kau. Bagaimana bisa kau menghiraukan seseorang yang sedang berbicara..." Ucapan Da Ji terhenti melihat poster kuda di majalah yang ada diatas meja Dong Jo. "Kau kesini untuk membeli kuda ini?" tanya nya kaget.
Dong Joo mengalihkan pandangannya kearah Da Ji dengan malas. "Benar." jawabnya singkat. Da Ji benar-benar kaget.
Penawaran kuda volpony pun dimulai. Da Ji sibuk mengkalkulasikan harga yang dicapai dengan kalkulatornya. "19.440.000 won? Tidak bisa lebih lagi." ujarnya cemas. Dia melirik Dong Joo, Dong Joo malah membuka penawaran itu dengan harga $19.000
"Tambahkan $500" Da Ji mengangkat tangannya.
"30.000 US Dollar" Dong Joo tidak mau kalah.
 "31.000 US Dollar" kata Da Ji.
"60.000 US Dollar" Dong Joo lansung menaikkan harga penawarannya.
Da Ji membelalakkan matanya. Ia benar-benar cemas. "61.000 US Dollar" Da Ji mengangkat tangannya ragu-ragu. Dong Joo menatap mantan istrinya itu dengan kesal, dan ia berlalu meninggalkan tempat itu. Akhirnya penawaran kuda valpony dimenangkan oleh Da Ji. Da Ji terlompat girang, tapi tidak lama ia sibuk dengan kalkulatornya, "65.000 US Dollar?" Da Ji terbelalak kaget. Seketika juga badannya menjadi lemas.

Ragu-ragu Da Ji memencet bel, belum kesampaian niatnya, seorang pelayan hotel keluar dari kamar itu. Ia menyelinap masuk. Da Ji mengendap-endap di kamar itu. Suasana kamar itu berantakan, pakaian dimana-mana. Tidak sengaja Da Ji menginjak kemeja yang tergeletak dilantai, buru-buru ia mengambil kemeja itu, "Hm... masih menggunakan parfum yang sama." gumam nya. Da Ji membungkuk memunguti pakaian-pakaian yang berserakan, sementara dari arah kamar mandi Dong Joo keluar sambil membilasi kepalanya dengan handuk. Ia tidak menyadari keberadaan Da Ji, hingga ia berjalan dan.. "Oppz...
 "AAaAaaAAaaa...." Keduanya berteriak kaget. Ternyata Dong Joo tidak memakai sehelai benangpun. Dengan panik Dong Joo melompati sofa dan bersembunyi sambil mengenakan pakaiannya. "Heyy.. apa yang kau lakukan disini?" teriak nya marah. (Scene ini benar-benar lucu, Saat Dong Joo melompati sofa, bagian ekstrim nya itu ditutupi dengan gambar hati berwarna pink.

"Itu...." Da Ji gugup dan juga malu. ia melanjutkan,"Karena kuda Volpony, aku perlu 60.000 dollar untuk membelinya, dan karena kau ingin membelinya, aku ingin menjualnya...."
"Aku tidak mau." potong Dong Joo dingin.
"Karena aku hanya punya 1000 Dollar, sebenarnya aku ingin menggunakan 20.000 dollar untuk membelinya. Tetapi jika mengetahui harga nya menjadi 60.000 dollar, pemilik kuda itu tidak akan menjualnya, jika aku tidak membelinya, aku harus membatalkan transaksinya, hukuman nya adalah 5.000.000 won, aku tidak punya uang maka aku akan membeli kuda lain saja"
"Aku tidak berminat untuk membelinya. Kau keluar saja."
"Bukankah kau ingin membeli kuda itu? Aku merasa cemas karena situasi itu tadi"
"Aku tidak pelu melakukan apapun untuk keadaanmu."
"Baiklah." Da Ji berkata lemas.
"Kau muncul tiba-tiba dan memintaku untuk menerimanya?" tanya Dong Joo
"Kenapa kau selalu marah-marah? Sudah 6 tahun sejak terakhir aku melihatmu, apakah kau tidak senang?" ucap Da Ji kesal.
"Aku tidak senang, aku tidak suka itu, jadi tolong pergi.." bentak Dong Joo
Da Ji terdiam, bel kamar Dong Joo berbunyi dan Dong Joo membukanya. Seorang wanita wanita cantik menanti diseberang pintu dan lansung memeluk Dong Joo begitu pintu terbuka. Melihat Da Ji, ia bertanya pada Dong Joo, "Dia siapa?"
"Oh.. Itu..." Dong Joo kebingungan menjelaskan. Da Ji cepat-cepat membantu, "Aku disini karena ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padanya, Maaf." Da Ji cepat-cepat berlalu. Ia berjalan kearah lift, dari pantulan kaca lift tatapan kosongnya jelas terlihat.

Da Ji berakhir disebuah bar, Edward telah duduk disampingnya sebelum ia datang namun tidak disadarinya. Dasar Da Ji, ia berceloteh apapun yang ia suka tanpa memperhatikan sekitar. Edward tersenyum lebar melihat tingkahnya. Bir datang, ia segera menuangkannya kegelas minumnya. Tapi terlalu banyak dan bir itu melimpah. Dengan panik Da Ji justru meminum bir yang tertumpah terlebih dahulu dengan pipet. Tidak pelak lagi Edward tertawa melihat tingkah konyol itu dan Da Ji menoleh, Pipet minum Da Ji terjatuh tanpa sadar. Da Ji menelan ludah karena malu.
Edward menawari Da Ji makanan, mungkin karena lapar, ia menghabiskan makanan itu nyaris tanpa sisa. Edward tersenyum geli melihat ini. "Ahjussi, kau membeli kuda?" Da Ji membuka percakapan.
"Ya.." jawab edward sambil tersenyum.
"Berapa banyak?"
"Hmm.. 13 ekor."
"Whoaaa... banyak sekali, apa kau membuka peternakan?"
"Tidak, lebih mengarah ke operasi peternakan"
"Tidak heran, aku tahu kau ahli saat pertama melihatmu." Da Ji tersenyum lebar.
Dong Joo sedang berbicara ditelepon, orang ditelepon itu komplain dengan harga lelang kuda yang seharus nya hanya bisa dibeli 20.000 Dollar tetapi malah menjadi 60.000 Dollar. Dong Joo mengatakan ia membutuhkan kuda itu dan meminta orang yang ditelpon mengatur ulang harga jualnya. "Dong Joo ah.." Seorang wanita menghampiri Dong Joo, wanita yang sama dengan yang bertemu Da Ji di hotel.


Seorang wanita cantik berjalan kearah Dong Joo, "Apakah ada masalah?" Tanyanya kemudian.
"Ah.. tidak." Jawab Dong Joo "Dimana kopermu?"
"Di kamarmu."
"Di kamarku?"
"Hmm... bukankah disana ada dua tempat tidur?" wanita itu tersenyum. Dong Joo tertawa mendengarnya.

Mereka berjalan dipantai, berbincang dengan akrabnya. Wanita itu menggoda Dong Joo karena sang kakek begitu tega membiarkan Dong Joo yang tidak menyukai kuda malah menyuruh Dong Joo melakukan hal itu.Dong Joo berkata kakek nya memiliki cucu yang malas dan tidak berguna seperti dirinya. Tak disangka Wanita itu mengeluarkan kamera dan memfoto Dong Joo. Wanita itu menghiburnya dengan mengatakan Dong Joo seorang yang hebat. Dong Joo tersenyum, wanita itu memeluknya. "Tidak kah ini terlalu cepat? Dong Joo ah, jika kau merasa hal yang sama dalam tiga detik, ayo kita berkencan." katanya lagi. Dong Joo terlihat kikuk. Lalu mereka berjalan lagi menyusuri pantai sambil bercanda gurau.

Dilain tempat, Da Ji minum bersama Edward, "Dalam hitungan 10, lupakan semua hal... lupakan semuanya." Da Ji meneguk minumannya. Da Ji benar-benar stress karena harga tak terkira dari lelang kuda valpony itu. Jika Tuan Yang (boss nya) mengetahui apa yang terjadi disini, alamat ia akan menjadi orang suruhan Tuan Yang seumur hidupnya. Mendengar ini, Edward tertawa. "Aku tidak sedang bercanda." ucap Da Ji gusar, "Ah.. Termasuk denda karena membatalkan kontrak, masih tersisa 15.000.000 Won, Kuda jenis apa yang bisa aku beli hanya dengan uang segitu?" Da Ji mengeluh kesal.. "Sepertinya.. Aku bisa membantumu." kata Edward. "Eh??" Da Ji terbelalak dengan mata bulatnya.
Esok nya, Da Ji dan Edward pergi melihat-lihat kuda. Tetapi Da Ji justru memperhatikan bagian kelamin dari kuda itu. Da Ji geleng-geleng kepala. Penasaran, Edward turun berjongkok, "Apa yang kau lihat? Kenapa begitu serius?" tanya nya pada Da Ji.
"Eh..?" Da Ji segera bangun, "Kuda ini, sepertinya sangat normal. Kita perlu melihat yang lain" ucapnya, lalu setengah menyeret Edward yang kebingungan menjauhi kuda itu.
"Apa nya yang normal? Yah Da Ji Ssi..." tanya Edward bingung.

Da Ji akhirnya menemukan kuda yang disukainya, "Ahjussi menurutmu bagaimana?" tanya nya pada Edward. "Ok" kata Edward, Da Ji berteriak girang, dan adu toss dengan Edward. Di arah belakang, Dong Joo datang dan melihat sang mantan istri akrab dengan Edward, Raut kesal diwajahnya jelas terlihat.
Dong Joo menelpon seseorang, merencanakan agenda rapat dengan presiden direktur (kakeknya) tentang kegagalan pembelian kuda itu. Sementara Da Ji mengiring kuda nya dimasukkan ke mobil. Ia menoleh kearah Edward yang sedang menelpon. Selesai menelpon, Edward menghampirinya.
"Aku sangat berterimakasih pada mu ahjussi, kau benar-benar penyelamatku." ucap Da Ji

"Aku juga mempunyai hari yang baik karenamu Da Ji Ssi, Benar-benar baik." kata Edward seraya tersenyum. Da Ji tersipu malu, tapi raut wajahnya berubah saat melihat Dong Joo sedang berjalan dengan wanita yang ia temui dikamar Dong Joo itu,
Edward mengikuti arah pandangan Da Ji dan melihat mereka "Apakah itu yang kau sebut tempo hari?"
Da Ji mengangguk. Dong Joo melihat Da Ji, bahkan dengan sengaja memegangi bahu wanita itu. Melihat ini, Da Ji menundukkan kepalanya. Melihat ini, Edward turun tangan, ia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Dong Joo. Dong Joo melihat itu, Ia menjadi panas.
"Ia cantik dan juga memiliki selera pakaian yang bagus. Tapi menurutku, Kau lebih menarik." Edward menghibur Da Ji.
"Ah... kenapa kau mengatakan hal seperti itu tiba-tiba?" Da Ji malu -malu.
Lalu Da Ji mengantar Edward ke mobilnya. Da Ji memuji mobil Edward, "Kau pasti mendapatkan banyak uang karena membalap kuda" ucapnya kagum. Edward tersenyum mendengarnya. Da Ji lalu menyerahkan kartu nama, mengatakan ia bekerja pada sebuah peternakan di pulau Jeju. Ia juga berjanji akan menjad spesiall guide jika Edward datang berkunjung ke peternakannya. Edward masuk kemobilnya, dan mereka berpisah.Dikantornya, Ayah Dong Joo mendapat masalah dari mantan istrinya (Ibu Dong Joo) yang menginginkan sebagian dari total aset perusahaan miliknya. Padahal sebelumnya ayah Dong Joo terkesan memandang rendah sang istri.
Dibandara, Da Ji mendapat kejutan. Dokter yang menangani kuda mereka telah menunggunya. Sang Dokter itu jelas menunjukkan kekagumannya pada Da Ji karena hasil lelang itu. Lebih jauh, sang dokter sepertinya tertarik pada Da Ji. Awalnya Da Ji kaget dan juga kikuk, tetapi tidak lama kemudian ia berkata, "Aku sudah menikah". Saking kagetnya, Sang Dokter mengerem mendadak mobilnya.
"Me.. Menikah.. Artinya.. " Sang Dokter terbata-bata berbicara.
"Ah.. Tapi telah bercerai, setelah menikah 6 bulan." jawab Da Ji canggung melihat reaksi dokter itu. "Bagaimanapun juga itu masa lalu..." Sambungnya.

Dong Joo sedang tertidur, tetapi dibangunkan oleh ibunya. "Sudah jam 6, apa kau tidak akan pulang?" tanyanya pada Dong Joo.
"Kenapa? Apa ibu akan bertemu pacar ibu?" Dong Joo balik bertanya. (Whoa.. berani sekali nanya begini ke nyokap, kalo aku sih ga bakal berani. ckckck)
"Yah.. tutup mulutmu.. Apa perlu kalau kita makan dulu sebelum kau pergi? Disana ada toko yang menjual makanan enak."
"Tidak perlu" ucap Dong Joo sambil bangkit. "Omma (Ibu), apa kau bahagia seperti ini?" tanya nya kemudian.
"Hmm.. sangat bahagia." Ucap sang ibu.
"Aiissh... Ini bukan permainan, Lebih baik cepat akhiri semua ini dan pulang kerumah. Menggunakan surat refleksi diri sama saja artinya dengankau  mengembalikan suamimu hanya untuk biaya hidup, apa itu masuk akal?"
"Ayahmu telah melakukan banyak hal, dan ia harus minta maaf pada ibu. Ibu bisa apa? Satu-satunya hal yang bisa mengontrol ayahmu adalah uang." Dong Joo tersenyum mendengar ucapan ibunya.
"Apakah kau tidur dengan Jin Young?" Tiba-tiba ibu nya bertanya. Seketika Wajah Dong Joo berubah. "Setelah bercerai, aku pikir kau tidak akan pernah menyukai seseorang lagi. Meskipun aku berterima kasih karena ia 'membebaskanmu' tapi sepertinya cintamu hanya sepihak, itu membuatku sedih " kata ibunya itu.
"Ehm.. Ehmm..." Dong Joo berdehem gugup, "Sebaiknya kita tidak perlu terlalu blak-blakan" ucapnya lagi.
"Apa kau bahagia?" tanya sang ibu.
"Kenapa tiba-tiba menanyakan hal seperti itu?" Dong Joo tertawa.
"Hidup itu singkat, kau harus berbahagia... Ibu hingga setua ini, melakukan semua hal untuk kebahagian."
"Aku akan pergi ke Pulau Jeju, Kakek mengancam akan mencabut kartu kreditku."
"Kau.. berapa lama kau akan terus begini?" Keluh sang ibu.
"Kakek memintamu sering-sering menelpon." Dong Joo berdiri, dan mencium lembut pipi ibunya. "Nyonya Li jaga dirimu, jangan bertemu laki-laki sembarangan." ujarnya sebelum pergi. Ibunya tertawa mendengar ucapan Dong Joo.

Kakek Dong Joo tengah memimpin rapat, seorang karyawan sibuk menguraikan presentasinya, akan tetapi tiba-tiba memberikan isyarat tangan dan lampu kembali menyala (dengan kata lain, menghentikan presentasi itu). "Pada pembelian semua resort ini saja telah menelan biaya sangat banyak, Mengapa kita harus memperluas lahan untuk skala biaya yang semahal ini ?" Ujar kakek Dong Joo.
"Ah... Golf, tunggangan kuda, akan menuntun resort kita menjadi resort top di Asia, Uang ini masih belum cukup, presiden.." Ayah Dong Joo mengemukakan pendapatnya. "Para investor menginginkan resort top kelas dunia..." Belum sempat ayah Dong Joo menyelesaikan ucapannya, kakek Dong Joo memotong ucapannya. "Teratas.. Terbaik... Keadaan yang saat ini telah sangat bagus.."
"Tetapi presiden, proposal dari investor luar telah diverifikasi oleh sidang dewan, Utusan dari perusahaan US FRIEND juga disini." Seorang karyawan angkat bicara.
" Setelah mendengar FRIEND berinvestarsi di Resort kelas atas, banyak investor yang akan berinvestasi diresort kita." Ayah Dong Joo membela ucapan si karyawan itu.
Dong Joo tiba diresort bersama asistennya. Asisten itu mengatakan sebaiknya Dong Joo mengecek pembelian peternakan yang akan mereka beli secepatnya. Dong Joo kesal, dan meminta asistennya itu menanganinya sendiri. Ia melangkah hendak pergi, "Anda... apakah anda telah membeli kuda volpony itu? Presiden..... Ah ini tidak akan membuat nyaman" kata asistennya gugup.  Dong Joo menghela napas kesal.
 "Ayo... Ayo Paulist jalan..." Da Ji menyeret kuda barunya itu. Ia menepuk-nepuk sang kuda. "Aigo, sepertinya anak ini belum beradaptasi pada lingkungan barunya. Ayo paulist jalan..." Da Ji berusaha menyeret kudanya yang tidak mau beranjak. Ahjusshi tegak berpangku tangan melihat usaha sia -sia Da Ji, "Bicara tentang perbedaan waktu, Australia dan Korea hanya punya perbedaan waktu 2 jam. Aku tahu dengan sangat jelas Da Ji.." Ahjusshi itu mencemooh Da Ji. Da Ji menyengir, "Lihat Ahjusshi, karena perubahan lingkungan yang mendadak, mental kuda ini masih belum...." Ahjusshi itu cepat-cepat memotong ucapan Da Ji, "Aigo, Kau hanya tahu bagaimana cara membual.. Jangankan berlari, kuda ini bahkan tidak bergerak sedikitpun, Kau hanya membawakanku kuda yang hanya bisa makan, minum, dan buang kotoran. Aku.. aku tidak akan memberikanmu 5.000.000, Pertama,  serahkan beban bidang 2000 kuda..." Da Ji kaget mendengarnya..
"Ahjusshi.. seminggu lagi.. Berikan aku waktu seminggu lagi." Da Ji memohon. "Kuda ini masih butuh waktu untuk adaptasi..."
"Adaptasi apa? Kau pikir ini ARMY?"

Telepon Da Ji berbunyi, orang yang ditelpon mengatakan padanya bahwa ia telah membeli kuda vony colt, Da Ji mengatakan kuda itu tengah hamil dua bulan. Tetapi Da Ji terkejut, orang yang ditelepon mengatakan sesuatu padanya.
Disekolah, seorang gadis tengah memberikan arahan pada teman-teman nya yang hendak difotoinya. Selagi mereka berdebat, Gadis itu akhirnya marah karena kameranya dikatakan kamera rusak oleh salah seorang temannya. "Kau tahu berapa harga kamera ini?" ucap gadis itu marah.
"1.000.000 Yuan... " seseorang menyahuti ucapan itu. Gadis itu menoleh kearah suara, mendadak gugup melihat Da Ji dengan ekspresi angker berdiri didepan pintu. "Kau anak bandel, Kau sangat pintar bahkan menjual kuda yang belum lahir." ujar Da Ji pada gadis yang tidak lain adalah adiknya itu. Sang adik berusaha cool, "Ayo keluar sebentar." ucapnya. Da Ji menggertakkan kepalanya, melihat itu, adiknya melangkah mundur... "Kau... Jangan lari...." tetapi adiknya telah lari lebih dahulu. Terjadilah kejar-kejaran adik beradik disekolah itu.

Da Ji menang, adiknya dihukum. "Kau gadis kecil.. Setelah aku pergi ke Seoul, berapa besar kau membuat kakakmu khawatir aku bahkan tidak perlu berpikir untuk tahu." Ayah nya mengomeli adik Da Ji.
"Aku satu-satunya yang membiarkan kakak khawatir? Ayah membuat tanggungan yang salah, untuk membayar hutang itu...." Adik Da Ji berhenti berbicara melihat ayahnya menundukkan kepala. Ia terlihat menyesal dengan ucapannya. Da Ji datang membawa keranjang, Adiknya menatap dengan penuh kekesalan.

"Dia telah memanggil Mr. Jin, dan setuju untuk mengembalikan uang itu.... Ayah minta maaf padamu." Ayah Da Ji memegang bahu Da Ji.
"Ayah.. Aku sangat bahagia saat ini, Keluarga kita sehat, semua hal dipertenakan ini juga berjalan lancar. Apa lagi yang aku perlukan?" Da Ji menghibur ayahnya, tetapi sang adik diam-diam mencemooh ucapannya itu.
"Ayah.. Mengambil foto juga bisa menghasilkan uang, jika kita bisa membantu turis mengambilkan foto." Adik Da Ji mencoba memenangkan hati ayahnya. Da Ji pun membantuk adiknya berbicara "Karena Dou Ji benar-benar menyukai fotografi, ia bisa membantu pengunjung mengambil gambar diakhir minggu dan menguploadnya di website kita, bukankah itu ide yang bagus? Ini juga bisa membantu mempromosikan peternakan kita." ucapnya pada ayahnya. Dou Ji mengangguk-angguk menyetujui ucapan kakaknya.
Sebuah mobil memasuki peternakan, Dong Joo keluar dari mobil itu. Asistennya mendekat, "Peternakan ini mengadaptasi konsep peternakan di Amerika, menduduki 30% peternakan yang kita beli." kata asistennya itu.
"Kenapa ini membeli ini?" tanya Dong Joo
"Pemandangan disekitar sini luar biasa..." selagi asistennya berbicara Dong Joo sudah beranjak pergi.

Da Ji masih dalam usaha menyeret kudanya yang tidak berhenti makan itu (Hhahahaha...). Putus asa, ia memarahi kudanya itu, dan menantang siapa yang akan menang diantara mereka. Ia menyeret kudanya kuat-kuat, tiba-tiba ia melihat Dong Joo, disaat yang sama Dong Joo melihatnya. Dong Joo berjalan kearah Da Ji, "Kenapa kau ada disini?" tanya Da Ji.
Jangan bilang kau kesini untuk melihatku." seketika saja narsis nya kambuh. (wkwkwkw... Da Ji.. ckckck)
"Kenapa kau disini?" Dong Joo balik bertanya.
"Aku pemilik peternakan ini, jelas aku ada disini. Kenapa? Apa kau berencana membuatku pergi lagi?"
Dong Joo tidak menjawab, tetapi bertanya pada asistennya. "Apakah ini yang kita beli?"
"Ya.. mulai dari mulai dari konstruksi depan." jawab asisten Dong Joo
"Dari konstruksi depan? Kami baru saja membelinya kembali seminggu yang lalu" kata Da Ji.


Kening Dong Joo mengkerut, "Tanah yang kami beli, peternakan 48-3" kata asisten Dong Doo.
"Peternakan 48-3? Disini... Jelas disini." kata Da Ji. Dong Joo menyadari ada yang tidak beres, "Apakah dalam hal itu, pelatih kuda Park yang mengatakan menjual bagian tanah ini?" tanya Da Ji.
"Apa sudah kau konfirmasi?" tanya Dong Joo pada asistennya.
 "Ini...Ini bukan kontrak yang aku tanda -tangani secara lansung, tetapi melalui perantara." Jawab asistennya bingung.
"Aku bertanya padamu, apa kau yakin telah dikonfirmasi?" Dong Joo membentak asistennya itu. Da Ji mendekati Dong Joo dan berbisik "berdasarkan apa yang aku pikir, sepertinya kau telah ditipu." katanya pada Dong Joo. "Aku sebenarnya mendengar orang-orang ingin membeli peternakan ini, tetapi aku menandatangani kontrak seminggu yang lalu." ucapnya lagi. Dong Joo terkejut mendengarnya.
Da Ji berusaha menelpon orang yang memberikan kontrak padanya (Tuan Park), namun tidak ada jawaban. Akhirnya mereka berbincang, Da Ji mengatakan sekarang dirinya adalah Dokter Hewan. Asisten Dong Joo datang membawakan dokumen, yang menyatakan perusahaan mereka telah sah menjadi pemilik peternakan itu atas nama Han Dong Joo, Dong Joo terkejut karena namanya ada dikontrak itu sementara ia tidak tahu menahu.
Da Ji pun panik, berusaha menelpon tuan Park tetapi tetap tidak ada jawaban. Ia berlari keluar, disaat yang sama, Edward datang dan memasuki resort. Ternyata Edward lah yang menjadi utusan perusahaan FRIEND dan rapat dengan Dong Joo.


Da Ji berlari ke rumah tuan Park, tetapi yang ia temukan adalah sekelompok orang yang juga mencari tuan Park, yang jelas-jelas juga mereka ditipu!. Da Ji lunglai, tidak menyangka ia akan menemukan hal seperti ini.
Edward menemui Dong Joo, Dong Joo jelas kaget karena tidak menyangka Edward lah utusan dari perusahaan Friend yang akan meeting dengannya. Ketidaknyamanan jelas terlihat diwajahnya, (mungkin karena kejadian di Australia). Asisten Dong Joo mengenalkan Edward, Edward pun mengenalkan dirinya pada Dong Joo, "Senang bertemu denganmu, Aku Seo Yun Ho." (Yapp.. akhirnya ia menggunakan nama korea nya. Mulai sekarang kita akan mengenal Edward ini sebagai Seo Yun Ho.).
Dalam rapat, Dong Joo sedikit kikuk, tidak begitu dengan Yun Ho (Ehh.. kok namanya kek nama u-know yunho oppa yah? ckckckck). Ia terlihat santai, bahkan dalam rapat seolah tidak ada apa-apa, bisa jadi juga ia tidak ingat dengan kejadian antara ia - Da Ji - Yun Ho - diaustralia beberapa waktu lalu itu.
Yun Ho dan asistennya terlibat pembicaraan mengenai rapat yang mereka lakukan sebelumnya. Asisten Yun Ho menerangkan tentang asosiasi Dong Joo, Bahwa sebenarnya yang memegang tampuk kendali  Lee Tae Han, bahkan Dong Joo tidak punya kendali sedikit pun pada perusahaan Dong Ren Group. Yun Ho berkata, "jika seperti itu bukankah namanya merendah kan kita dengan mengirim Dong Joo dalam rapat pertama", Asistennya tersenyum tipis, "Selama periode ini, kita diberikan pelayanan, dan hanya akan menghadiri konferensi orang dalam." ujar asisten itu. Yun Ho mengangguk, "Baiklah... kita lihat saja sebagus apa tempat yang mereka beli." ucapnya kemudian.

Dipeternakan, Da Ji tidak luput dari masalah, Tuan Yang menuntut uang nya dikembalikan, karena kuda yang dibeli Da Ji masih tidak menunjukkan perubahan. Da Ji berusaha membujuk tuan Yang, namun tuan Yang tidak bergeming sedikitpun, akhirnya Da Ji mengambil langkah seribu. "Ahjusshi... tunggu hingga aku kembali aku pasti akan....." Teriakan Da Ji terhenti karena ia menabrak seseorang. Ia adalah Yun Ho. Da Ji meringis kesakitan.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Yuh Ho
"Hah..?" Da Ji kaget, tetapi wajahnya berubah girang melihat orang yang ditabraknya tidak lain dan tidak bukan adalah sang penolongnya di australia. "Ahjusssi...." Da Ji berteriak girang.

Bersambung....

JYJ akan konser di Eropa?


Sebuah rumor sedang menyebar saat ini di Facebook dan Twitter tentang JYJ yang kemungkinan akan mengadakan konser di Eropa. Sumbernya ? Sebuah video di Youtube dimana mereka berbicara tentang penggemar mereka yang rindu dan ingin melihat mereka di Eropa.


Dalam video dari Korean Cultural Center (Pusat Kebudayaan Korea) di Berlin, mereka berbicara tentang keinginan mereka untuk datang ke Eropa untuk melihat fans Eropa, meskipun tanggalnya belum diatur.
Park Yoochun:
Boyband korea “JYJ” akan memiliki konser di Eropa untuk pertama kalinya. Meskipun tanggalnya belum diatur, kami ingin datang secepat mungkin untuk bertemu dengan fans kami di Eropa. Kami ingin memberikan kalian pertunjukkan yang membuat kamu ingin melihat lebih banyak lagi, sehingga kamu akan datang di konser kami berikutnya. Kami berharap bertemu labih banyak lagi dari kalian pada konser kami. Terima kasih !

Sejak tur AS mereka, penggemar dari seluruh dunia meminta mereka untuk datang ke berbagai negara. Hal ini tampaknya mungkin setelah SM Town Live in Paris mendapatkan kesuksesan yang sangat besar. Semua orang tau itu, sekarang K-Pop sudah mendunia.

Jo Kwon bersama kado ulang tahunnya!

1
Jo Kwon 2AM telah mengeluarkan beberapa selcas!
Pada tanggal 29 Agustus, Jo Kwon nge-tweet, “Terima kasih kepada semua orang yang mengucapkan selamat ulang tahunku yang ke 23! Terima kasih kepada semua penggemar saya! “.
Pada gambar terlampir, Jo Kwon memakai topi ulang tahun dan kacamata. Dia tersenyum sambil berpose dengan cute di depan kamera.
Netizens berkomentar, “Selamat ulang tahun!”, “Kau tampak seperti anak kecil!”, Dan “Sangat lucu, sangat lucu!”

2NE1 berharap agar fans melihat mereka tampil di ‘Music Station’

1
Pekan lalu, salah satu situs melaporkan bahwa 2NE1 akan membuat penampilan debut mereka di ‘Music Station’ dengan “I AM THE BEST” untuk mini-album mereka mendatang “NOLZA”.
Mereka dijadwalkan untuk tampil pada tanggal 2 September, dan hal ini dilakukan untuk membantu mempromosikannya, gadis-gadis 2ne1 meng-upload video ke YouTube saluran resmi mereka di mana mereka meminta penggemar mereka untuk memeriksa kinerja mendatang mereka.
Lihat video di bawah ini!

http://www.youtube.com/watch?v=R7WFDVH2n3U&feature=player_embedded

Eider CF Yoona dan Lee Min Ho Akan Ditayangkan Bulan September

Persiapan mendaki batu Yoona dan Lee Min Ho di set syuting TV CF untuk merek premium luar Prancis, Eider terungkap. Baru-baru ini, Lee Min Ho dan Yoona telah menyelesaikan sesi pemotretan iklan di Bishop Area Rock Climbs, yang terletak di Eastern Sierra, California, yang dikenal dengan tempat tebing batuannya.
Meskipun sesi cuaca panas, latihan mendaki dengan tangguh dan menembak, Yoona masih berhasil menaruh senyum yang konstan di wajahnya, suasana yang bersinar di set pemotretan. Seorang staf dari Eider mengatakan, “Sebagai Teman Eider, Lee Min Ho dan Yoona memanjat tempat skala rock terkenal Amerika , Uskup dengan tangan kosong mereka untuk TV CF Shoot. Mereka juga mempunyai peran mereka sebagai Teman Eider dengan kemampuan olahraga yang sangat baik dan semangat untuk menerima tantangan. “
Staf menambahkan, “Sementara Lee Min Ho dan Yoona yang kuat dalam melaksanakan kegiatan, mereka juga mengekspresikan konsep gaya Eider dan mendapat antisipasi banyak untuk penyelesaian TV CF ini.”
Sementara itu, TV CF Eider, yang menampilkan pengalaman mendaki Lee Minho dan Yoona , dijadwalkan akan ditayangkan di Korea nasional dan saluran TV kabel dari September.

2NE1 - Ugly Lyric

[CL] Balkge useobojiman
Nae mame deulji anha
Nan yeppeuji anha areumdapji anha
Oh oh oh oh
Oh oh oh oh

[BOM] Norael bulleobojiman
Amudo deutji anha
Nan yeppeuji anha areumdapji anha
Oh oh oh oh
Oh oh oh oh

[DARA] Nan wae ireohke motnan geolkka
Eoddeokhamyeon nado neocheoreom hwanhage
Useobol su isseolkka

[MINJI] Ddo hwagana wae neul wanbyeokhaji mothae
I ggaejin geoul sok motnan moseubeul hyanghae
Tathagiman hae

[BOM] Chyeodabojima jigeum I neuggimi shilheonan
Eodironga sumgoman shipeo
Beoseo nago shipeo
I sesangeun geojitmal

[CL] I think I'm ugly
And nobody wants to love me
Just like her I wanna be pretty
I wanna be pretty
Don't lie to my face tellin'
me I'm pretty

I think I'm ugly
And nobody wants to love me
Just like her I wanna be pretty
I wanna be pretty
Don't lie to my face cuz I know
I'm ugly

[MINJI] Nal shwipge ihaehandago hajima
Mot saenggigo bbiddoleojin nae maeumi neol
Wonmanghaljido molla

[BOM] Mal shikijima nan neowa eoulliji mothae
Geu jalnan nunbit sok chagawoon gashiki nal
Summakhige hae

[MINJI] Dagaojima neoui gwanshimjocha shilheo nan
Eodironga ddeonago shipeo sori chigo
Shipeo
I sesangeun geojitmal

[CL] I think I'm ugly
And nobody wants to love me
Just like her I wanna be pretty
I wanna be pretty
Don't lie to my face tellin'
me I'm pretty

I think I'm ugly
And nobody wants to love me
Just like her I wanna be pretty
I wanna be pretty
Don't lie to my face cuz I know
I'm ugly

[DARA] All alone
I'm all alone x 2

Ddaddeuthamiran eopseo
Gyeoten amudo eopseo

All alone I'm all alone x 2
I'm always all alone

Ddaddeuthamiran eopseo
Gyeoten geu nugudo nal anajul saram eopseo

[CL] I think I'm ugly
And nobody wants to love me
Just like her I wanna be pretty
I wanna be pretty
Don't lie to my face tellin'
me I'm pretty

I think I'm ugly
And nobody wants to love me
Just like her I wanna be pretty
I wanna be pretty
Don't lie to my face cuz I know
I'm ugly

13 Awesome K-POP Maknaes

Mau tau siapa aja TOP 13 KPOP Maknaes yang mengagumkan ? Yuk liat aja ! 

Super Junior’s Kyuhyun
SHINee’s Taemin
Boyfriend’s Minwoo
TVXQ’s Changmin
SNSD’s Seohyun
B2ST’s Dongwoon
INFINITE’s Sungjong
MBLAQ’s Mir
BigBang’s SeungRi
2NE1′s Minzy
FT Island’s Minhwan
U-Kiss’s Dongho
2PM’s Chansung
apakah maknae favoritmu masuk ke dalam list ? 

2NE1 - Ugly MV

SM Entertainment akan bergabung dalam produksi ‘Dream High: Season 2′

dreamhigh
Telah dilaporkan bahwa pada hari ini SM Entertainment bergabung dengan JYP Entertainment dan Key East Entertainment untuk kegiatan produksi drama KBS “Dream High: Season 2.”
Menurut Sports Seoul, seorang wakil dari KBS mengatakan pada tanggal 24 Agustus, “SM CEO Kim Young Min dan JYP President Jung Wook adalah benar-benar teman dekat. Aku mendengar bahwa keduanya telah setuju bekerja sama untuk menghasilkan musik yang bagus dalam drama TV. Karena kedua agensi memiliki penghasilan yang baik, kami benar-benar menanti hasil akhir dari produksi mereka.”
“Dream High: Season 2” saat ini sedang dalam tahap perencanaan dengan target akan tayang pada awal tahun depan. Para pemainnya belum dikonfirmasi, tetapi karena season pertama menampilkan bintang-bintang seperti Taecyeon dan Woo Young 2PM, Suzy  miss A, IU, dan Eun Jung T-ara, fans mengantisipasi bintang idola lainnya untuk menjadi pemeran di drama ini. Dengan penambahan dari SM Entertainment, yang memiliki Super Junior, SNSD, DBSK, f(x), dan SHINee di bawah naungannya, para pemerannya nanti akan semakin menarik banyak perhatian.
Season pertama dari “Dream High” yang di ko-produseri oleh JYP Entertainment dan Key East Entertainment. Dipimpin oleh Bae Yong Joon, Key East Entertainment mengatur aktivitas dari Kim Hyun Joong, Kim Soo Hyun, dan Lee Ji Ah, dan beberapa artis lainnya.
Sementara itu, para pemain “Dream High: Season One” akan mengadakan acara khusus di Jepang berjudul, “Dream High Premium Event 2011,” tanggal 4 September untuk merayakan rilisnya spesial DVD.

2PM Konser di Jakarta Pertengahan November??

Boyband asal Korea 2PM dikabarkan bakal tampil di Indonesia pada pertengahan bulan November mendatang. Hal ini berawal dari tweet promotor Sound Rhythm yang mana hendak mendatangkan Taecyeon dkk.
“Besok ada final keputusan Jakarta show dari management 2PM. Hope!,” tulis promotor tersebut, kemarin, Minggu (21/08) melalui akun twitter mereka, @SoundRhythm.
Berawal dari tweet tersebut, hari ini promotor tampak terlibat negoisasi dengan pihak 2PM. Mereka pun meminta dukungan penggemar agar 2PM berhasil dibawa ke Jakarta.
“Masih ada peluang nih buat 2PM show di Jakarta mid November. Please support!,” tulis mereka. Senin (22/08).
“Sabar ya soal 2PM, karena kemarin hampir sempet cancel karena satu dan hal lain. Hope terus!,” lanjut mereka di twitter beberapa saat kemudian.
Kabar gembira tampak dikantongi oleh pihak promotor. Mereka kini mulai melakukan survey tentang harga tiket, dan bertanya ke penggemar apakah Rp 1.000.000,00 cukup terjangkau untuk tiket festival.
“Finally! Thanks God!” tulis @SoundRhythm. “Harga tiket 2PM kalau festival 1juta murah enggak?” lanjut mereka.

Member Super Junior merayakan Ulang Tahun Yesung

yesungbirthday
Sebuah foto dirilis oleh member Super Junior yang sedang merayakan ulangtahun Yesung (Jong Woon).
Tanggal 24 Agustus, Yesung tweet “Ini adalah foto kenangan saat merayakan ulangtahunku dengan para member setelah syuting selesai. Terima kasih semuanya“.
Dia melanjutkan, “Karena fans kami, ulangtahunku menjadi segembira ini“.
Di foto, member lain yang merayakan dengan Yesung untuk ulangtahunnya adalah, SungminKyuhyunShindong, dan Eunhyuk. Penampilan dewasa dan maskulin mereka di foto menarik banyak perhatian.
Netizen mengucapkan selamat pada Yesung dengan “Selamat ulangtahun, Jong Woon oppa!“, “Super Junior benar-benar cool…“, dan “Selalu memberimu semangat“.

11 Male Idols with Cute Eyes

Mau tau siapa yang masuk dalam list Aktor cowok dengan mata paling cute? check it out !
SHINee’s Onew
Hampir semua banyak mengenai orang ini sangat menggemaskan, jadi bagaimana kita bisa tidak menyertakan dia?
SHINee’s Key
Matanya melengkapi wajah yang cantik bahkan lebih!
Infinite’s L
Orang biasanya menyukai mata yang besar, tapi orang ini terlihat tampan bahkan dengan mata kecil yang menggemaskan.
Big Bang’s Daesung
Siapa yang tidak suka cute smiley eyes?
Big Bang’s GD
Anda biasanya tidak melihat sisi manis, tapi sekali Anda melakukannya, Anda tidak dapat menyangkal bahwa matanya membuatnya lebih manis!
ZE:A’s Dongjun
Meskipun ia memiliki otot besar, matanya masih menggemaskan.
Super Junior’s Donghae
Lihat saja fotonya!
FT. Island’s Hongki
Anda tidak bisa menyalahkan dengan mata manis dibingkai oleh wajah cantik di balik suara yang matang!
JYJ’s Yoochun
Setelah dia tersenyum, Anda akan jatuh jungkir balik!
Dalmatian’s Youngwon
Yup, si manis dengan rambut birunya
2PM’s Nichkhun
Anda semua tahu dia akan berada didaftar ini.

MNet Chart "Penampilan Idola Terbaik"

1. Kim Hyun Joong (SS501)
2. Nichkhun (2PM)
3. Goo Hara (KARA)
4. T.O.P (Big Bang)
5. Siwon (Super Junior)
6. Sandara (2NE1)
7. Minho (SHINee)
8. YooChun (TVXQ/JYJ)
9. Yoona (SNSD)
10. Thunder (MBLAQ)
11. Jung Shin (C.N Blue)
12. Doo Joon (BEAST)
13. Dongho (U.KISS)
14. Sulli (F(x)
15. Heechul (Super Junior)
16. Kim Sungje (Supernova)
17. Kim Jae Kyung (Rainbow)
18. Seulong (2AM)
19. Jiyeon (T-ara)
20. Taec Yeon (2PM)
21. So Hee (Wonder Girls)
22. L (INFINITE)
23. Suzy (Miss A)
24. Dong Joon (Z:EA)
25. Sunhwa (Secret)
26. G-Dragon (Big Bang)
27. Joo yeon (After School)
28. Niel (TeenTop)
29. HyunA (4Minute)
30. Hongki (FT Island)

SNSD "Gee" dan "Oh" MV meraih Mayor Milestones


Dua alasan yang dicapai MV SNSD itu,
Satu, MV “Gee” dilihat lebih dari 50juta viewers pada halaman resmi SM Entertainment di YouTube, dan MV “Oh!” lebih dari 40juta viewers.
Dua,  “Gee” yang menjadi hit di tahun 2009 dan “Oh!” yang menjadi judul album snsd yang meraih Golden Disk Daesang 2010, tidak aneh kalau 2 MV itu menjadi hit online.
“Gee” dan “Oh!” adalah video dengan viewers terbanyak di halaman resmi YouTube SMent, dan snsd memiliki 3 dari top 4 most watched video di halaman tersebut, dengan “Run Devil Run” yang menduduki nomer 4 (27juta viewers).

Kesan pertama Jinyoung pada anggota B1A4



Menjadi seorang leader, haruslah mengenal dengan baik teman-teman satu grupnya. Jinyoung sebagai anggota yang terpilih menjadi leader memaparkan kesan pertamanya saat bertemu pertama kali dengan anggota B1A4.
Saat bertemu Baro pertama kali, Jinyoung menilai rappernya itu sangat ceria dan enerjik. Jinyoung menyebut bahwa Baro adalah vitamin bagi grup yang memberi energi lebih pada anggota yang lain.
Sedangkan mengenai si bungsu Gongchan, Jinyoung mengaku sedikit kesulitan mendekatinya. Tetapi kemudia ia memujinya dengan menyebut Gongchan sangat imut dan tampan.
“Maknae kami sangat tampan. Pada awalnya kami kesulitan untuk dekat dengannya, namun setelah kenal, Gongchan benar-benar maknae yang sangat imut,” ujar Jinyoung dilansir xinmsn, Selasa (9/8/2011).
Sementara itu untuk Sandeul, bagi Jinyoung ia adalah seorang yang penuh dengan rasa ingin tahu. Sandeul bertanya banyak hal. Berbeda dengan anggota paling tua CNU. CNU cenderung ingin melakukan segala hal sendirian.
Ketika disinggung mengenai apa yang mereka berempat pikirkan terhadap sang leader sendiri, Baro lah yang angkat bicara. Rupanya meski bukan anggota paling tua Jinyoung paling punya kemampuan memimpin.
“Jinyoung hyung (kakak laki-laki) selalu fokus dan membuat kami semua menurut padanya,” tutup Baro.
B1A4 debut pertama kali di panggung musik Korea pada 21 April 2011 dengan track ‘O.K’ dan merilis video klip. Mini album mereka pun diluncurkan di bulan yang sama dan berisi 6 track.

Paradise Ranch Sinopsis


*Episode 2*
Da Ji berlari menghindari Ahjusshi (Tuan Yang) yang menuntut uang pembelian kuda padanya. Disaat yang sama, Yun Ho datang melihat-lihat lahan peternakan yang dibeli oleh perusahaan Dong Joo. Karena sibuk menoleh kebelakang, Da Ji menabrak Yun Ho.....
"Kau baik-baik saja?" tanya Yun Ho kaget.
Da Ji bangkit, Tuang Yang berlari menghampirinya. "Aigo.. Aku akan membiarkanmu pergi setelah kau menulis surat jaminan." ucapnya pada Da Ji. Namun Da Ji tidak lagi menampakkan wajah khawatirnya, Dengan riang ia berkata pada Yun Ho "Ahjussi.. Kau datang pada saat yang tepat!" Da Ji lalu mengenalkan Yun Ho pada Tuan Yang disampingnya "Orang ini ahli dalam pembelian kuda,. Kita membeli kuda ini waktu lalu, tolong katakan sesuatu." pinta Da Ji pada Yun Ho dengan wajah memelas.
Yun Ho tersenyum dan menghampiri kuda itu. "Nama kuda ini Paulist, Dia ras murni. Ia menjadi terkenal karena memenangkan 8 juta won hadiah uang (dalam lomba balap kuda)" katanya sambil mengelus-elus kepala kuda itu.
"Ya.. karena garis keturunannya itu ia tidak mau jalan ataupun berlari.. yang ia lakukan hanyalah makan, minum dan buang air saja." Tuan Yang mengolok perkataan Yun Ho, mendengarnya Yun Ho tertawa, "Ia akan membuat berita." bisik Yun Ho pada Da Ji.Da Ji mengiyakan perkataan Yun Ho, sehingga Yun Ho tertawa kecil.
"Aku akan memberikanmu 20 juta won." celetuk Yun Ho. Baik Da Ji maupun Tuan Yang membelalak kaget. "Sebenarnya.. Karena permintaan Da Ji aku membiarkannya memiliki kuda yang ingin aku beli. Aku menginginkannya karena banyak usaha untuk kedalamnya. Sebenarnya aku bisa memberimu 60 juta won untuk hal ini." ujar Yun Ho.  Tuan Yang yang mata duitan itu terbelalak. "60 Juta Won?" Da Ji pun kaget.
"Berikan ia 60 juta won." perintah Yun Ho pada asistennya. Tuan Yang tiba-tiba saja berubah pikiran.. "Tidak.. bukan begitu.. Maksudku.. Aku tidak berniat menjual kuda ini." kata Tuan Yang. Yun Ho tesenyum lebar mendengarnya. Yap.. jurus jitu Yun Ho berhasil.
"Aku melibatkan mu dalam masalah lagi... Kemunculanmu seperti telah diatur oleh takdir." Da Ji berterima kasih karena Yun Ho telah membantunya. Yun Ho tertawa. "Apakah ini peternakan yang kau bicarakan waktu lalu?" tanya nya.
"Ya... tetapi masih ada sedikit masalah.. Tapi kami akan menemukan solusinya. Ngomong-ngomong, Ahjussi, kapan kau datang? Apa kau berencana tinggal disini beberapa waktu? Kau menginap dimana?" tanya Da Ji bertubi-tubi.
"Hhah... Aku tiba kemaren, aku akan disini untuk 2 bulan, dan aku menginap di DI Resort."
"D.I? Ahjusshi, tempat itu tidak bagus, jangan pergi kesana" Da Ji tiba-tiba melarang.
"Tidak bagus?"
"Ah bukan... bukannya tidak bagus, hanya saja tempat itu mengerikan bagi orang peternakan." Da Ji bercerita tentang ulah orang-orang diresort itu, mulai dari Golf yang dipukul oleh orang diresort sering mengenai orang-orang dipeternakan, tidak luput kepala Tuan Yang juga terkena imbasnya, hingga konstruksi gelanggang speed boat yang mematikan lahan pencarian para pengemudi perempuan. Da Ji tidak hentinya berbicara sehingga Yun Ho merasa sedikit tidak nyaman. "Ya.. benar.." ia membenarkan ucapan Da Ji diakhir dengan raut aneh.
"Temukan rumah lain" ucapnya pada asistennya.
"Oh.. tidak perlu seperti itu..Ahh.. aku terlalu berlebihan." Da Ji menyesali ucapannya. "Sebenarnya, peternakan kami juga dirugikan.. Pokoknya ada banyak komplikasi disana.." lanjutnya.
"Kau akan kemana?" tanya Yun Ho melihat Da Ji membawa Ransel.
"Ahh...?" Da Ji kaget, refleks ia meraih tangan Yun Ho dan melihat kearah jam tangan Yun Ho. "Ahh... Ahjussi, aku tidak bisa jadi pemandu jalanmu sekarang. Sekarang juga aku harus bernegosiasi dengan seseoranng."
"Negosiasi?" tanya Yun Ho lagi. (Sumpah... gw suka ama suara Yun Hoo ne.. Mature banget.. ckckck)
"Sebenarnya.. Aku kesana akan meminta sesuatu,  Jika kau memberikan nomor HP mu.. Ahh tidak perlu,  Ahjussi telah tahu nomor HP ku, Jadi telepon aku nanti jika kau punya waktu, aku akan memperlihatkanmu Pulau Surga Jeju." usai mengatakan itu Da Ji lari meninggalkan Yun Ho yang masih bingung. Selang beberapa jauh Da Ji berteriak,"Aku tidak tau kau benar-benar datang, terima kasih. Kau bahkan masih terlihat tampan dari sini. Semoga waktumu menyenangkan...." Yun Ho tersenyum geli melihatnya. "Kenapa kau tidak mencoba berbicara dengan mereka lagi?" tanya Yun Ho pada asistennya.
"Ya aku akan mengkonfirmasi sekarang." jawab sang asisten. "Pemandu jalan telah menunggumu." ucapnya lagi.
"Pemandu jalan? Bukankah kita telah punya satu? Nona pemandu jalan kita..." Jawab Yun Ho masih memandangi kepergian Da Ji.

Dong Joo duduk bertopang dagu, mencoret-coret kertas laporannya ditengah-tengah rapat yang dipimpin oleh kakeknya itu. Jelas sekali ia tidak mengikuti sesi rapat dengan baik. Sang kakek tengah membicarakan tentang mundurnya ia dari jabatan direktur utama. Mengagetkan, sang Kakek mengangkat Dong Joo sebagai pengganti dirinya (Sebenarnya tidak aneh sih, mengingat kakeknya ini sayang banget ke Dong Joo). Ayah Dong Joo tidak terima, Seisi ruangan dipenuhi bisik-bisik para karyawan, Karena tidak mendengarkan, Dong Joo cuek saja dan tetap melanjutkan kerjanya mencoret-coret.
Sebelum meninggalkan ruangan, Kakek Dong Joo berkata proyek penambahan lahan di Pulau Jeju, semuanya dilaporkan pada Dong Joo. Ayah Dong Joo berlari menyusul sang Kakek. Melihat sang ayah keluar, Dong Joo menongakkan kepala. Ia mendadak bingung karena semua orang memperhatikannya.
Da Ji tiba dikantor Dong Joo. Ia menguatkan hati agar tidak takut berhadapan dengan orang-orang perusahaan. Sementara diruangan kakek Dong Joo, Dong Joo membujuk kakeknya agar jabatan itu ditarik darinya. Ayah Dong Joo juga ikut bicara, tetapi tidak satupun dari mereka yang berhasil menggoyahkan sang Kakek.
Dong Joo menuruni lift dengan wajah kusut. Tiba-tiba ia mendengar seseorang berteriak-teriak, Yap. Itu Da Ji. Da Ji dijinjing oleh dua orang petugas keluar . Da Ji melihat Dong Jo, lalu berteriak memanggil nama Dong Joo. Petugas itu lalu menurunkan Da Ji.
Da Ji mengemukakan keberatannya atas lahan peternakan yang dibeli perusahaan Dong Joo, dan berkata ia ingin menemui pimpinan perusahaan. Dong Joo tidak setuju, akan tetapi Da Ji bersikeras, hingga sebuah ucapan Dong Joo membuatnya terdiam,  "Apa kau masih ingat bagaimana kita bercerai?"
"Itu.. Itu sama sekali tidak ada hubungan nya." ucap Da Ji gugup.
"Jika kau ingin menemui kepala pimpinan perusahaan ini, Dia adalah ayahku."
"Ayahmu?"
"Maka dari itu.. pulang lah.."
"Kau membeli pertenakan itu karena kau tahu itu milik kami?"
"Chh... imajinasimu terlalu besar. Aku bahkan tidak punya hubungan apapun denganmu. Perusahaan ini tidak lah bebas, ada orang -orang yang bekerja didalamnya." Dong Joo melangkah pergi, namun Da Ji menghentikannya lagi "Aku akan menemui ayahmu, aku perlu berbicara padanya secara pribadi". Tidak pelak lagi, Dong Joo benar-benar marah kepada Da Ji. 

"Kenapa kau begitu bodoh?" Dong Joo meninggikan suaranya.
"Apa? bodoh?" Da Ji terkejut mendengar kata-kata Dong Jo.
"Kenapa kau sangat keterlaluan? Kenapa kau tidak mengerti juga? Kau kuat, kau berkuasa, Aku katakan padamu aku yang akan bertemu dengan mereka. Aku benci melihatmu." Dong Joo menghela napas. "Lebih baik kau turun dulu dan tunggu disana." Dong Joo mengakhiri kalimatnya lalu pergi. Da Ji shock mendengar ucapan Dong Joo, butiran bening mengalir dipipinya.
Da Ji lalu menemui ayahnya yang bekerja dipeternakan kuda milik perusahaan Dong Joo. Disana ayahnya sedang memarahi karyawan nya yang tidak berhati-hati memberi makan kuda. Melihat Da Ji, sang ayah sangat senang, lalu ayahnya itu membawa Da Ji kerumah tempat ia tinggalnya. Da Ji tertegun melihat tempat tinggal ayahnya, sempit dan pengap.
"Ini.. Sayang sekali ayah tidak punya susu strobery kesukaanmu." ayah Da Ji mengulurkan sebotol susu pada Da Ji.
"Appa.. (Ayah....)"
"Ada apa? Apa Da Eun membuat masalah lagi?" (Da Eun = adik Da Ji)
"Tidak.."
"Lalu... di peternakan ada banyak orang kan?"
"Hmm...."
"Da Ji yah... ini melelahkan, bukan? Ayah selalu menyesal setiap kali memikirkan ini. "
"Ayah pasti lebih lelah lagi, datang ke Seoul sendiri." Da Ji melihat sekeliling rumah ayahnya.
"Ahh...Tidak ada yang melelahkan bagi seseorang yang menghabiskan waktunya bersama kuda." ayahnya menyangkal. "Ayah sama sekali tidak lelah. Da Ji yah... kita perlu bekerja keras setahun ini, tunggu hingga ayah kembali ke Jeju, ayah bahkan tidak akan membiarkan putri ayah menyentuh setetes airpun." Da Ji tersenyum mendengarnya. Hingga terdengar seseorang memanggil ayahnya. Sang ayah keluar dan meminta Da Ji menunggu. Penasaran, Da Ji mengintip percakapan sang ayah dengan Manager. Da Ji melihat ayahnya dimarahi oleh Manajer. Da Ji menyaksikan itu semua dengan perasaan iba. 

Ditempat lain, Da Eun membantu mengupas bawang bombay mengomel karena hawa tajam bawang itu membuat matanya berair meskipun ia telah memakai pelindung mata. Seorang ahjumma (ibu-ibu) menimpali ucapan Da Eun, tetapi berakhir dengan perang mulut dengan ahjusshi yang mengolok kata-katanya yang masih memakai kata "Oppa" (panggilan untuk kakak laki-laki) diusia yang tidak lagi muda. Da Eun melerai mereka  dengan mengatakan foto mereka akan segera keluar di website peternakan, dan banyak orang yang akan melihat foto-foto itu.Seseorang memuji kepintaran Da Eun, dengan pedenya Da Eun menjawab "Aku sudah tahu."
Dong Joo dan teman wanitanya yang waktu itu berlibur bersamanya di pulau jeju masuk ke apartemen Dong Joo. Dong Joo bercerita tentang pengangkatan dirinya menjadi pimpinan perusahan oleh sang kakek. Padahal ia tidak menyukai bisnis. Wanita itu memberikan saran agar mencoba terlebih dahulu, tetapi ia tertawa mendengar sarannya sendiri. "Lucu sekali ya.." ujarnya terkekeh.
Sembari bermain golf, Asisten Seo Yun Ho memberikan informasi mengenai perusahaan Dong In Group, Yun Ho mengatakan ada keanehan dalam  perusahaan itu. lalu ia bertanya mengenai Paradise Ranch (peternakan milik Da Ji), asisten Yun Ho menjawab pembangunannya akan segera dimulai karena pembelian nya telah sah atas nama Han Dong Joo. "Ada banyak rahasia pada orang-orang itu." Yun Ho berujar. "Ah.. Hyung.. aku akan menyetir." ucap Yun Ho pada asistennya. "Aku akan mengantarmu." Jawab asistennya,. Yun Ho tersenyum lalu beranjak pergi. "Istirahat saja dulu..." katanya kemudian.

Mobil Yun Ho berhenti didepan rumah Da Ji. Yun Ho keluar dari mobilnya, ragu-ragu ia melangkah kepekarangan rumah itu. Dari arah kanan, Da Ji datang mendorong gerobak sambil bernyanyi lagu klasik, dan tidak menyadari kedatangan Yun Ho hingga Yun Ho membantunya mengambil alih gerobak dorong. Sesuai yang dikatakan Da Ji tempo hari, ia meminta Da Ji menjadi pemandu jalannya.
Diperjalanan, Da Ji menerangkan suatu tempat bernama Hallasan, Yun Ho berkata orang di resort juga mengatakan hal yang sama. "Ya.. itu bagus." ucap Da Ji sedikit kikuk.
Lalu mereka berjalan, Yun Ho asik memotret dengan kameranya. Ttidak sadar mereka memasuki sebuah tempat mewah, Da Ji mulai suntuk, tetapi Yun Ho masih fokus dengan dirinya sendiri dan tetap berjalan, terpaksa Da Ji mengikuti. Hingga mereka sampai pada sederetan bangunan yang konstruksinya belum selesai. Yun Ho memotret bagian-bagian bangunan itu. "Apa yang kau lakukan ahjusshi?" Da Ji ambil tindakan dan menyeret tangan Yun Ho menjauhi tempat itu. Yun Ho kebingungan.
Perjalanan dilanjutkan dengan menikmati keindahan Pulau jeju dengan bersepeda, dan melewati tempat-tempat indah lainnya. Da Ji lalu membawa Yun Ho melihat ibu-ibu yang mengambil rumput laut. Ahjumma itu memberikan nya pada Yun Ho dan Da Ji, Yun Ho menerimanya setengah jijik, tapi tetap memakannya. Ahjumma itu menggoda Da Ji dan salah mengira, mengira Yun Ho adalah kekasih Da Ji. "Aku berharap bisa meletakkannya didompetku dan membawanya pergi kemana saja." ucap Da Ji saat Ahjumma itu mengatakan harus memegang Yun Ho erat-erat. Yun Ho tertegun, entah karena ia mendengar ucapan Da Ji atau tidak mengerti akan dialek kental mereka. HP Da Ji berbunyi, dari seseorang. "Aku menolak untuk keluar." Teriak Da Ji, ia segera menyadari ada Yun Ho, dan segera menjauh tetap memegang HP nya.
Yun Ho mengantar Da Ji pulang kerumahnya. Sedikit lucu, Yun Ho keluar lebih dulu berniat membukakan pintu untuk Da Ji, tetapi Da Ji sudah terlebih dahulu membuka pintu mobil itu, Dengan kikuk Da Ji kembali menutup pintu mobilnya dan membiarkan Yun Ho membukakan untuknya.

Da Ji menanyakan kapan Yun Ho akan menjemputnya lagi, "Apakah masih ada tempat yang harus aku lihat?" tanya Yun Ho. "Tentu... yang kita lihat hari ini baru sebagian saja." kata Da Ji bersemangat. "Telpon aku jika kau ada waktu." kata Yun Ho. Da Ji tidak memiliki nomor HP Yun Ho, Yun Ho lalu memberikan nomor telponnya. Da Eun melihat ini dan mulai menyerocos, terpaksa Da Ji membekap mulut adiknya itu dan menyeretnya kerumah. Yun Ho kembali terkekeh melihat kelakuan adik beradik itu. Dari jauh, Dong Joo memperhatikan mereka dengan perasaan cemburu, sebelumnya Dong Joo sudah berniat kerumah Da Ji, melihat suasana ini ia membatalkannya dan berbalik meninggalkan tempat itu.


Da Ji mematut-matut dirinya didepan kaca, memilih pakaian yang hendak ia kenakan. begitu keluar, Kejutan menunggunya. Orang -orang Dong Joo mengukur-ukur lahan rumahnya. Tidak terima, ia pergi kekantor Dong Joo. Sementara Dong Joo tengah melihat profil Seo Yun Ho diinternet, Kagum karena Yun Ho memenangkan banyak penghargaan dan telah bersekolah dibanyak tempat, namun ia tidak menunjukkannya terang-terangan malah mengubahnya menjadi cemoohan.
Melihat Da Ji datang, ia buru-buru menutup browsingnya. Da Ji menghampirinya dengan penuh kemarahan, Dong Joo berusaha cuek, "Secara hukum, aku berhak melakukan apapun dirumah itu. Jika kau ingin memprosesnya kembali, minta saja bantuan pada pacarmu yang hebat itu" kata Dong Joo sambil membalik-balik laporan diatas mejanya.
 "Apa maksud perkataanmu itu?" tanya Da Ji
"Sebaiknya kau keluar saja.. aku sibuk."
"Ya benar.. Sangat mudah menggunakan hukum. Oke kalau begitu aku juga akan menggunakan kekuatan hukum untuk mendapatkan hak ku kembali. Selanjutnya kau juga harus menggunakan hukum untuk mempertimbangkan nya kembali."
"Bagus kalau begitu. Apa masih ada yang ingin kau katakan?"
"Baik... Aku pergi... Aku pergi.." Da Ji berteriak dan menangis. "Tapi apa kau tahu? Jika seseorang datang mencarimu, kau pikir apa mereka tidak punya alasan melakukannya? Mungkin menurutmu melakukan hal ini menurut hukum sudah benar, tapi bagiku, peternakan ini adalah bagian dari hidupku." Da Ji membalikkan badan berusaha menenangkan diri. Ia berbalik lagi kearah Dong Joo, "Benar.. Mungkin bagimu aku ini membuatmu mual, tapi bagaimana dengan mu? Kau benar-benar tidak berkemanusiaan." Da Ji berteriak lalu pergi sambil menangis.
Setelah kepergian Da Ji, Dong Joo termangu sendiri dikantornya. Da Ji berjalan keluar dan terisak-isak. Hingga HP nya berdering, telepon dari Yun Ho.Da Ji berusaha keras agar tidak ketahuan bahwa dirinya habis menangis, tapi usahanya sia-sia, Yun Ho melihatnya dari kaca luar, menatap kearah Da Ji penuh iba juga penasaran.

Selepas kepergian Da Ji, Dong Joo memanggil asistennya dan memarahi asisten itu. Asisten tersebut membela diri karena sebelumnya Dong Joo telah menyetujui mengenai pengambil alihan peternakan Da Ji. Dong Joo protes karena ia tidak pernah merasa melakukan persetujuan itu. Asisten itu lalu mengingatkan tentang kontrak yang ditandatangani Dong Joo sewaktu di Australia. Dong Joo tersudut, lalu menyinggung tentang hubungan antara Da Ji dan Yun Ho, Asistennya kaget. Karena hal ini berarti akan mempersulit rencana mereka untuk mengambil alih peternakan. Melihat kebingungan asistennya itu, Dong Joo mengancam agar tidak mengganggu peternakan milik Da Ji jika tidak ingin berurusan dengan Yun Ho yang notabene adalah investor besar bagi perusahaan mereka.

Da Eun memasuki pekarangan rumahnya dan mengomel melihat pakaian dalamnya dijemur didepan rumahnya itu oleh sang kakak. Omelannya terhenti saat seseorang datang, yaitu Asisten Dong Joo. Disaat yang sama, Da Ji dan Yun Ho sedang berada dikandang kuda, Da Ji tengah asik mengelus-elus anak kuda, Da Ji berkata anak kuda itu memiliki masalah kesehatan, Yun Ho membenarkan dan ikut mendekati kuda itu. Da Ji menawarkan dirinya untuk merawat anak kuda itu, "Itulah alasan kenapa aku membawamu kesini." ucap Yun Ho akhirnya.
Mereka lalu kekantor Yun Ho, Yun Ho memberikan kontrak kerja, dimana Da Ji kerja part time merawat kuda-kuda miliknya 2 jam sehari. Da Ji ternganga mendengar gaji yang diberikan Yun Ho, 1.200.000 Won. bagi Da Ji itu terlalu banyak,  Da Ji membaca kontrak yang diberikan padanya, ia bertanya kenapa perusahaan finansial (dalam kontrak) justru malah memperkerjakannya. Yun Ho sedikit gugup, tapi ia cepat mengatasi dengan berkata bahwa mereka (perusahaan) sedang mencari pelatih kuda. Karna itu ia lansung ingat pada Da Ji. Asisten Yun Ho datang mengingatkan Yun Ho mereka akan melakukan penerbangan. Yun Ho membenarkan, sebelum pergi ia menyalami Da Ji, "Kita akan bertemu lagi besok." ucapnya.

Dong Joo berdiri didepan kaca, menatap keluar dengan mata kosong. Teringat kembali olehnya ucapan Da Ji, Da Ji berkata peternakan itu adalah bagian dari hidupnya. Dong Joo menghela napas, kemudian beranjak kekursi. Ia memegangi surat tanah peternakan Da Ji.. "Han Dong Joo... Han Dong Joo..." berulangkali menyebut namanya yang tertera di surat itu. Tiba-tiba matanya berbinar, "Han Dong Joo... Berarti tempat itu sekarang milikku, dan aku bisa melakukan apapun yang aku mau..." katanya girang, Asistennya datang mengingatkan bahwa rapat segera dimulai.

Da Ji sibuk menyuruh Da Eun berpose dengan berbagai gaya didepan rumahnya. Da Eun protes, tetapi Da Ji berkeras karena itu akan digunakannya sebagai bukti klaim atas rumahnya. Tiba-tiba Da Eun membuat gerakan berlutut, persis seperti saat ia dihukum oleh ayahnya karena menjual kuda hamil untuk membeli kamera, Da Ji kaget saat Da Eun menyerahkan sesuatu padanya..

Dong Joo dan Yun Ho mengadakan meeting. Asisten Dong Joo dengan semangat menguraikan proyek mereka dan mengatakan tidak ada lagi masalah tentang peternakan. Dong Joo bingung, lalu membisiki asistennya itu bagaimana bisa tidak ada masalah. Asisten Dong Joo balik berbisik bahwa ia telah mengurus semuanya. Yun Ho bertanya kenapa konstruksi resort itu harus dimulai dari paradise ranch (peternakan milik Da Ji), Dong Joo kebingungan menjawab sehingga asistennya mengambil alih, Asisten itu juga menyinggung tentang hubungan Yun Ho dengan pemilik peternakan (Da Ji). Dong Joo gugup, dan Yun Ho sedikit bingung, "Hubunganku dengan pemilik peternakan? Apa maksudnya..?" tanya Yun Ho. Dong Joo mendelik kearah asistennya, belum sempat mereka menjawab, sebuah teriakan memecahkan semuanya.. "Yahh.. Han Dong Joo....!!!"
Da Ji datang dengan penuh kemarahan, tanpa menyadari keberadaan Yun Ho ia memaki Dong Joo "Kau pikir dengan uang ini cukup menyelesaikan semuanya? makinya pada Dong Joo. Menyadari ada orang lain, ia menoleh dan kaget melihat Yun Ho ada disana. "Ahjussi... "
"Lee Da Ji Ssi.. apa yang membawamu kesini?" tanya Yun Ho heran.
"Aku kesini untuk urusan kompensasi, Ahjussi apa yang kau lakukan disini?" Da Ji tak kalah heran.
Yun Ho menoleh kearah asisten Dong Joo, "berapa banyak kompensasi yang kau berikan?" tanya nya.
Asisten Dong Joo gugup... "Itu...itu Kami berikan dua kali lipat dari harga pasar." jawabnya.
Yun Ho tersenyum kecut, "Lee Da Ji Ssi mengatakan jumlahnya terlalu kecil karena itu ia datang kesini."
"Tapi menurutku jumlah ini lebih dari cukup untuk sebuah peternakan." Yun Ho menyambung ucapannya.
"Tidak.. sebenarnya ini bukanlah soal uang..." Da Ji mengelak, Tiba-tiba Dong Joo angkat bicara, mengatakan akan mengurus hal itu secepatnya. sebelum ucapannya selesai Yun Ho bangkit, berkata agar Dong Joo menangani hal tersebut secepatnya. ucapannya yang mengaku sebagai investor untuk resort P.I membuat Da Ji kaget, sebelumnya Yun Ho tidak pernah mengatakan hal itu. Yun Ho hendak pergi, Da Ji berkata ia juga akan mengurus kuda dan menawarkan pergi bersama. Yun Ho buru-buru berkata ia tidak perlu bertemu dengan Da Ji lagi, mendengarnya Da Ji terkejut. Yun Ho telah salah paham padanya. Dong Joo yang melihat ini merasa bersalah.

Dengan langkah gontai Da Ji menyusuri lorong kantor Dong Joo. Dibelakang, Dong Joo mengejarnya. Da Ji berhenti dan Dong Joo menyerahkan kembali amplop itu pada Da Ji. "Berapa banyak uang yang kau punya? Apakah kau bisa membeli impianku, impian ayahku dan impian kami dengan uang yang kau miliki?" tanya Da Ji ketus. Dong Joo bingung, segera saja dimasukkannya amplop itu kesaku baju Da Ji, "Pertama ambil ini dulu, aku akan berbicara dengan direktur Seo." ucapnya.
Diingatkan tentang Yun Ho, Da Ji berbicara tidak terkendali. Ia bertanya kenapa Dong Joo tega menyakitinya dengan cara seperti itu, baginya, Dong Joo adalah kejaiban, Di saat tersulit dihidupnya Dong Joo datang mengembalikan kenangan hangat dimasa lalu mereka tetapi Dong Joo mengubah semuanya. Dong Joo tertegun mendengar penuturan Da Ji. Da ia tidak sanggup menahan Da Ji untuk tidak pergi dari tempat itu.

 Dirumahnya, Da Ji tidak dapat tidur walaupun Da Eun terlihat sangat pulas. Iseng-iseng dibukanya catatan miliknya. Ada satu foto dimana Ia dan Dong Joo tersenyum manis mengenakan pakaian pengantin. Da Ji tersenyum memandangi foto itu. Ditempat lain, Dong Joo termangu memandangi surat tanah peternakan Da Ji yang telah menjadi atas namanya itu.

Hari berganti pagi, seseorang tengah marathon, dia adalah Yun Ho. Disaat yang sama Da Ji pun telah berada dikandang kuda, memeriksa anak kuda yang sedang sakit itu. Yun Ho melewati kandang kuda dan kaget melihat Da Ji telah berada disana. Da Ji mengatakan akan mengundurkan diri secepatnya, mengingat anak kuda itu juga hampir sembuh. Suasana kaku dan canggung mewarnai keduanya. Yun Ho segera berlalu, dan Da Ji memanggilnya. Da Ji berkata ia mempercayai Yun Ho, meskipun sekarang mereka berada di arah yang berlawanan. Da Ji menambahkan, ia mengembalikan kompensasi itu bukan untuk uang lebih, Karena yang menerima sebelumnya adalah Da Eun dan Da Eun tidak tahu apa-apa tentang itu. Yun Ho terdiam mendengar ucapannya. Yun Ho bertanya apakah Da Ji benar-benar percaya padanya. Da Ji menjawab ia percaya pada dirinya sendiri, dan ia juga mempercayai orang yang disukainya. Da Ji pamit,  Yun Ho kembali tertegun memandangi kepergian Da Ji.



Kakek dan ayah Dong Joo baru kembali dari olahraga, terkaget melihat Dong Joo duduk dengan posisi ala meditasi tanpa mereka ketahui kedatangannya. Ayah Dong Joo menayai kenapa ia ada disana, Dong Joo menjawab banyak masalah serius yang timbul di Resort. Dong Joo lalu bercerita masalah komplain penduduk daerah sana hingga berakhir ke demonstrasi. Kakek Dong Joo memberi wewenang penuh pada Dong Joo untuk menyelesaikannya, Dong Joo berkata ia bisa menyelesaikannya dalam 2 bulan. Ayah Dong Joo protes karena 2 bulan terlalu lama. Ia mengusulkan waktu setengah bulan saja tetapi Dong Joo keberatan. Karena kakeknya setuju, ayah Dong Joo kalah suara.

Da Ji sedang asik mengelus-elus kuda nya yang masih 'mogok'. Da Ji benar-benar putus asa melihat kudanya yang tidak mau apa-apa itu. Diarah lain, Dong Joo mendekati rumah itu sambil menjinjing koper. Melihat kedatangan Dong Joo, Da Ji panik dan mengusirnya. Tapi Dong Joo cuek dan tetap melangkah kerumah itu, Meskipun Da Ji bersikeras rumah dan tanah itu adalah miliknya. Dong Joo membuka pintu rumah, Da Ji memblokir jalan Dong Joo dan menghadang dimuka pintu. "Ini adalah rumahku." teriak Da Ji. "Ini rumahku juga." kata Dong Joo cuek.


"Lalu?" tanya Da Ji
"Mulai hari ini aku akan tinggal disini." jawabnya tanpa menghilangkan wajah pokernya itu. Da Ji mendelik tidak percaya mendengarnya. "Apa kau gila? Keluar....! Cepat keluar dari sini." Teriak Da Ji
"Aku datang kesini untuk menolongmu." kata Dong Joo.

Flashback ke percakapan antara Dong Joo, kakek dan ayahnya. Dimana kakek Dong Joo menyarankan agar Dong Joo tinggal peternakan. Dong Joo awalnya menolak, tapi ia tidak punya pilihan.

Da Ji berkeras menolak, hingga Dong Joo menawarkan kesepakatan padanya, jika ia dibolehkan tinggal selama dua bulan disana, ia akan memberikan bagian peternakan itu pada Da Ji.  Da Ji menganggap Dong Joo mengakalinya, sehingga ia membuat surat kontrak antara dirinya dan Dong Joo. Dong Joo mengoceh melihat kelakuan Da Ji. Da Ji berasalan ia melakukan itu karna ia sering kali ditipu.

Dong Joo masuk kemobilnya, bersiap hendak pergi. Da Ji datang mengulurkan sekantong jeruk. Dong Joo berkata ia tidak suka jeruk, Da Ji berkeras memberikannya, dan berkata jika tidak suka Dong Joo bebas memberikannya pada siapa saja. Da Ji berterima kasih atas kesepakatan (yang sangat menguntungkannya itu).
Hal baik kembali mendatangi Da Ji, saat dipeternakan ia dipergoki oleh pengurus kuda sedang memberi minuman ginseng pada anak kuda yang sakit waktu lalu. Pengurus kuda itu memarahi Da Ji, karena ia tidak tahu Da Ji diangkat sendiri oleh Yun Ho. Yun Ho datang membelanya.

Mereka menyaksikan anak kuda yang hampir sembuh itu berlarian dengan riang. Da Ji tersenyum senang. Kebahagiaannya bertambah karena Yun Ho meminta maaf atas kesalahpahamannya waktu lalu. Da Ji berkata ia akan cepat melupakan hal-hal yang tidak ingin dia ingat. "Sekarang kita adalah teman." celetuk Da Ji.
"Aku tidak berteman dengan perempuan." ucap Yun Ho
"Ne...?" Da Ji kaget. Raut sedih sedikit terpancar diwajahnya. Melihatnya Yun Ho tertawa......

Bersambung......

Paradise Ranch Original Soundtrack

Track List
01 Paradise Ranch (Paradise Farm)
02 Journey by TVXQ
03 One (My Only One) by BoA
04 Waiting For You by Yesung
05 ... Is It Ok? by F(x)
06. Confession by Changmin
07 Running Through Ranch
08 Kiss On The Flower
09 Heigh-Ho
10 Fantastic Dream
11 Green Field
12 First Feeling
13 Leap Through Time
14 Sunny Days
15 Smile Waltz
16 Will You Marry Me?
17 Beautiful You (instrumental)
18 Reminiscences (instrumental)

Paradise Ranch Sinopsis


 *Episode 1*
Sepasang kekasih lari tergesa-gesa sambil berpegangan tangan mengawali kisah romantis didrama ini.. Mereka adalah Dong Joo (Shim Changmin) dan Da Ji (Lee Yeon Hee). Episode pertama bermula di sebuah bandara, Dong Jo dan Da Ji lari dari kejaran ayah Da Ji.
 "Yah..Da Ji yah... (Hey.. Da Ji...)" Ayah Da Ji berusaha mengejar Da Ji dan Dong Joo.
"Appa... Mianhae...." Teriak Da Ji tetap berlari bersama Dong Jo.

Meski berusaha mengejar, namun ayah Da Ji kalah tenaga akhirnya ia terjatuh. Da ji dan Dong Joo seketika menghentikan lari mereka.
"Appa...!" Da Ji kaget melihat ayahnya terjatuh.
"Da Ji yah, apa kau sudah lupa kesepakatanmu dengan ibumu? bukankah ibumu bilang kau harus menjadi mahasiswa di universitas Seoul?" ucap ayahnya dengan muka memelas.
"Appa.. Mianhae... (Ayah maafkan aku...)" Lagi -lagi Da Ji meminta maaf sang ayah, lalu kembali lari dengan Dong Joo."

"Kau...." ujar ayah Da Ji geram, dibelakang beberapa orang menyusul mengejar mereka. Ternyata ayah Dong Joo dan orang suruhannya. "Saat aku menangkapmu, kau akan mati!" Ayah Dong Joo berlari sambil mengomel. Ia terhenti melihat ayah Da Ji terduduk dengan lemas. "Hey.. Lee Yi dimana anakmu? Dia membawa kabur kemana Dong Joo ku? Oh My God...." ayah Dong Joo mengomel panjang pendek. "Hey.. geledah seluruh tempat ini, jika kalian tidak bisa menemukannya maka kalian akan mati" teriak ayah Dong Joo pada suruhannya dengan marah.

Ternyata Da Ji dan Dong Joo pergi mendaftarkan pernikahan mereka (Hahahhaha...). Petugas yang mengurus mereka membaca formulir registrasi itu, "Jadi umurmu 17 tahun?" tanya petugas itu pada Da Ji. "Tapi menurut lunar kalender, umurku 19 tahun." bantah Da Ji.
"Tanpa ijin orang tua, pernikahan tidak bisa diijinkan." ucap sang petugas.
"Jadi harus membawa orang tua baru pernikahannya sah?"
"Jika ditandatangani tanpa sepengetahuan orang tua, maka ini tidak valid. Kalian ini terlalu berani"

Da Ji dan Dong Joo menghela napas. "Tidak apa-apa, kita pasti tidak akan terpisah" Dong Joo menenangkan hati Da Ji.

Dihadapan ayah Da Ji, ayah ibu dan kakek Dong Joo, Da Ji memberanikan diri memohon pada ayahnya agar ia tidak jadi disekolahkan keluar kota karena ingin bersama Dong Joo, begitu juga Dong Joo yang memohon pada ayahnya agar ia dan Da Ji diijinkan menikah, dengan begitu ia akan bisa bersama dengan Da Ji selamanya. Bahkan dengan berani Dong Joo meminta ijin ayah Da Ji untuk menjaga Da Ji. Diawal, baik ayah Da Ji maupun orang tua Dong Joo tidak setuju pada ide gila anak-anak mereka, namun situasi berbalik saat kakek Dong Joo berlutut memohon pada ayah Da Ji agar cucu kesayangannya itu bisa menikah dengan Da Ji. Ayah Dong Joo protes, namun tidak berkutik pada sang ayah. Dimata sang kakek, ternyata Dong Joo lebih berharga dari pada ayah Dong Joo sendiri, dan akhirnya mereka pun menikah. Pasangan labil itu pun merayakan pernikahannya dengan suka cita.
Meski telah menikah, karena masih terlalu muda, Da Ji dan Dong Joo masih canggung satu sama lain. Terlihat saat mereka menonton bola, begitu kesebelasan korea berhasil mencetak gol, mereka berpelukan dan terjatuh disofa. Dan tangan Dong Joo memegang sesuatu... Upz... kedua tangannya mendarat dengan tepat didada Da Ji. segera saja Dong Joo melepaskan tangannya, "Kau turunlah..." ucapnya canggung.


"Tidak mau, aku ingin menjadi seperti permen karet yang terjebak padamu" Da Ji menyandar lebih erat, tapi sedetik kemudian ia bangkit dan menoleh kebawah..
"Yah.. Kau melihat kemana, cepat turun..." Dong Joo sedikit membentak menutupi rasa groginya.
"Mian..(Maaf)" ucap Da Yi panik, sementara Dong Joo bangkit dan menghadap kejendela membelakangi Da Ji. Dong Joo sangat grogi, tapi dibelakang kepanikan Da Yi berubah menjadi senyuman aneh. (wkwkwk.. Da Ji si cute evil..) Ia berjalan kearah Dong Joo dan menggodanya. Kedua insan yang dilanda asmara itu bertatapan, "Kita akan bahagia selamanya..." ucap Dong Joo pelan.
"Selamanya..." Da Ji tersenyum mengangguk.
Mereka berciman dengan mesra.....

Prolog:
19 Tahun, 21 tahun... Kami berkata kami akan bahagia selamanya dipernikahan kami. Tapi 6 bulan kemudian, semuanya hancur. Karena kami ingin menikah dengan gila, ingin berpisah dengan gila. Keteguhan pernikahan kami pun mati. Perceraian juga keputusan yang sangat cepat. Enam tahun berlalu tanpa terasa.
Da Ji enak-enakan tiduran sembari menemani kudanya merumput. Diarah lain, ibu Da Ji mengomel karena putrinya itu hanya tiduran saja. Tapi kenyamanan Da Ji tidak berlansung lama, seorang ahjussi (bapak-bapak) berjalan kearahnya. "Hey.. kau pikir kau bisa sembunyi dariku? kau pikir aku tidak akan bisa menemukanmu?" "Oh.. Ahjussi, lama tak berjumpa.." Da Ji kaget dan bersiap-siap lari. "Hey kau membuat kudaku sakit dan tidak dapat berdiri. Apa itu kehebatanmu?"
"Aku telah memberikannya penanganan kesehatan yang baik." Da Ji mengenakan sepatunya, lalu lari menjauh dari ahjussi yang berusaha mengejarnya. Orang tua itu terus mengejar Da Ji, malang bagi Da Ji, ia terjatuh tepat di onggokan kotoran kuda.
"Da Ji, Gwenchana? (kau baik-baik saja?)" ayah Da Ji kawatir melihat putrinya.

"Iiissssh.." Da Ji bangun dengan kesal, namun menyadari sesuatu, ia menggenggam kotoran kuda itu dengan kedua tangannya, lalu membauinya. Sementara orang tuanya dan ahjussi memperhatikan dengan jijik.
"Kotoran... Ya kotoran.." ia berteriak girang tanpa melepaskan kotoran kuda itu.

Seorang dokter membolak balik laporan hewan di peternakan itu. "Rata-rata aborsi kuda betina meningkat 20% dari tahun lalu."ujar sang Dokter. Ayah Da Ji mengatakan tidak satu pun hal yang bisa dikaitkan untuk menjadi alasan itu. Tiba-tiba Da Ji datang, kedua tangannya masih menggenggam kotoran kuda. Dengan bahagia ia menjelaskan pada sang dokter, bahwa kadar makanan kuda lah yang menjadi permasalahan dari kuda-kuda mereka. Da Ji menunjukkan sebuah laporan yang berasal dari jerman yang memuat hal tersebut. "Bagaimana kau tahu ini?" tanya Dokter itu bingung. Da Ji tersenyum simpul.

Kita beranjak ketempat lain, disebuah rumah mewah Dong Joo tertidur dengan pulasnya. Sebuah telepon mengganggu hingga mau tidak mau ia mengangkat telepon itu. Diseberang sana, ayah Dong Joo sedang mengomeli putranya yang tidak bekerja. Dong Joo menawari ayahnya agar memecat dirinya saja, jelas membuat sang ayah makin marah. Akhirnya ayah Dong Joo memenangkan perundingan mereka setelah mengancam akan menghentikan semua kartu kredit Dong Joo. Dong Joo bersiap-siap mengenakan pakaian kantornya.

Dipeternakan, Da Ji sedang menjelaskan tentang peternakan pada dokter yang tadi ditemuinya dikandang kuda. Sang Dokter memujinya melihat Da Ji sangat mengetahui seluk beluk kuda, sayangnya tidak berlansung lama, kebanggaan Da Ji berantakan karena ucapan Ahjussi yang tadi mengejarnya. "Jika kau ingin ingin meninjau, dalam sepuluh menit kau akan melihat...." ucapan Ahjussi itu terhenti melihat Da Ji diseret oleh kuda yang tadi dipeganginya. "Aah.. 5 Menit cukup, tidak perlu 10 menit" Ahjussi itu melanjutkan ucapannya kembali. Dokter itu terpelongo melihat Da Ji berteriak-teriak.

Changmin, Eh Dong Joo maksudnya.. membuka pintu kantornya dengan mengendap-endap. Didalam, kakek dan ayah nya tengah berdiskusi. Melihat kedatangan Dong Joo, kakeknya lansung melemparkan jeruk yang ada dimeja kearah Dong Joo, tapi Dong Joo dengan sigap menyambutnya. "Nice Catch.. (tangkapan bagus..)" katanya bangga, namun sedetik kemudian sebuah jeruk mendarat tepat dikeningnya. Olala.. Dong Joo meringis memegangi kepalanya yang dibentur jeruk tersebut.

Da Ji keluar rumah dengan plaster dikeningnya (Hasil lari-larian nya dengan kuda..wkwkwk), diluar rumah, Ahjussi telah menunggunya, Ahjussi itu menanyakan kuda yang dibeli Da Ji dari australia, dan meminta Da Ji menjual kepadanya, ia akan membayar dengan harga lebih . Da Ji tidak mau karena ia sendiri telah bersusah payah mendapatkan kuda itu, Dae Ji pun kembali berkhayal ia dengan kudanya memenangkan pertandingan balap kuda dan hadiahnya bisa ia gunakan untuk membeli rumah peternakan.

"Berhentilah bermimpi.." ejek Ahjussi pada Da Ji. "Mr. Park telah menjual rumah tersebut pada orang lain beberapa waktu lalu." lanjutnya lagi.
"Anda bilang apa?"
***

"Aku tidak tahu..."
"Paradise Ranch (nama peternakan) telah dijual pada orang lain, bagaimana anda tidak tahu? Kau tau betapa kami menginginkan rumah itu? Ayahku telah menghabiskan uangnya untuk membayar rumah itu sejak bekerja di Sepul Turf Club" Da Ji mencerca sang pemilik peternakan itu
"Ahh itu sudah selesai, harganya jauh lebih mahal dari yang aku bayangkan." Sang pemilik rumah membela diri dan tetap berjalan keluar. Hingga sebuah teriakan mengagetkan keduanya. Ayah Da Ji datang dengan penuh kemarahan. Ia menarik-narik pemilik rumah itu, sekarang Da Ji malah diribetkan melerai kemarahan ayahnya. Tidak berhasil, Ia membiarkan ayah nya mengejar pemilik rumah itu yang lari terbirit-birit.


Dong Joo dan kakeknya memperhatikan seekor kuda yang terpampang disebuah majalah.
"Tampan bukan?" tanya kakeknya
"Aku tidak tahu." jawab Dong Joo
"Kuda ini untuk resort kita yang dipulau jeju, pergi dan beli kuda itu kembali."
"Aku tidak mau pergi." ucap Dong Joo.
"Kau tidak mau? minimal kau harus memikirkan cara menolak yang lebih halus, bajingan keci." Ayah Dong Joo ikut bicara. Kakek Dong Joo segera meraih telponnya "Blokir semua kartu kredit Dong Joo..." perintahnya ditelepon.
Mendengar ini, Dong Joo kaget dan lansung mengambil telepon dari tangan kakeknya. "Kenapa kau seperti ini kek?" tanyanya dengan wajah memelas. (Hahaha.. cute evil...)
"Jadi pergi dan beli kuda itu, jika tidak, serahkan semua kartu kreditmu." ancam kakeknya.
Dengan bantuan (tekanan) dari ayahnya, akhirnya Da Ji memperoleh kesepakatan dengan sang pemilik rumah tentang pembelian rumah peternakan itu. Obrolan mereka beralih pada kuda volpony yang dibeli oleh Da Ji. Da Ji mengatakan tidak ada masalah dengan kuda itu dan setuju ia akan melihat kudanya setelah kompetisi berakhir.

Da Ji pergi melihat pertandingan balap kuda dan bersenang-senang disana. Ditempat yang sama, Dong Joo menggedumel tidak tentu, apalagi setelah ia menginjak kotoran kuda dengan sepatunya yang bagus. Da Ji melihat sebuah pertunjukan, dimana siapa yang bisa bertahan lama dipunggung kuda mainan akan diberi hadiah, kontestan sebelumnya gagal, hingga muncul seorang pria tampan menaiki punggung kuda itu. Da Ji sangat menikmati pertunjukannya. Pria itu menang. MC di acara itu memberikan setangkai bunga dan menyuruh pria itu memberikan nya pada gadis cantik yang mengenakan topi terbagus. Laki-laki itu memandang berkeliling, dan menemukan Da Ji, sebenarnya topi Da Ji tidak lah bagus, malah lucu. Pria itu memberikan bunga dan mengenakan topi yang dipakainya kekepala Da Ji. "Joneun (dalam bahasa korea berarti aku)? Eh.. Me?" Da Ji kaget karena pria itu memilihnya. Da Ji sangat senang dan ia tidak berhenti tersenyum girang.
Da Ji mengelus-elus kudanya dengan hangat."Volpony... Kau tau betapa aku merindukanmu? Presiden Yang memang sedikit pelit, tapi dia tidaklah buruk, dan saudaramu ini akan selalu bersamamu, jangan kawatir ya.." ucapnya pada kuda itu.
"Hey.. How are you?" Seseorang menghampiri Da Ji dan berbicara dalam bahasa inggris.
"Hi..." Da Ji balik membalas.
"Good to see you (senang melihatmu)"
"Yeah..."
"I think he likes you already" (Aku pikir dia telah menyukaimu) Orang itu berkata pada Da Ji. "Please take care of him, i know you will do a great job" (Tolong jaga dia, aku tahu kau akan melakukannya dengan baik). Percakapan mereka terhenti saat seseorang memanggil. Yaps, orang yang sama dengan orang yang memberikan topi padanya. "Silakan lanjutkan kencanmu dengan Volpony," Ujar orang yang bernama David itu.
"Wait.. Apakah ia berasal dari korea juga?" tanya Da Ji pada orang itu.
"Tidak, ia berasal dari amerika." jawab David "Kenapa?" tanya David lagi.
"Ah tidak.. aku hanya penasaran." jawab Da Ji.

Sementara David dan Edward bercakap, Da Ji berceloteh pada kudanya dalam bahasa korea. "Edward? nama yang cocok dengam orangnya, Edward memberikan saudari mu topi ini." Edward tersenyum mendengarkan celotehan Da Ji, tetapi Da Ji tidak menyadari dan terus melanjutkan: "Padahal waktu itu disana sangat banyak wanita cantik, Kakak mu ini pasti sangat mempesona." Katanya pada kuda Valpony itu. Diseberang sana, Dong Joo sedang berjalan kearahnya dan mendengar ucapan Da Ji. "Tetapi laki-laki itu sepertimu, benar-benar tampan, Kau dan juga Ahjussi itu benar-benar sempurna... Ahh.. sudah lama sekali hatiku tidak gelisah seperti ini." ujarnya. Dong Joo yang mendengar ucapan Da Ji menjadi geli sendiri. Tidak berhenti sampai disitu, Da Ji malah bernyanyi-nyanyi kecil dengan gaya norak. Edward tidak dapat menahan gelinya lagi. "Chukkaeyo (selamat..)" Edward menghampiri Da Ji.
"Kuda ini adalah harta david yang sangat berharga, aku pikir ia tidak akan menjualnya. Volponi adalah kuda yang baik" ujar Edward dalam bahasa korea.
 "Kau orang korea?" Da Ji bertanya dengan gugup.
"Orang tuaku." Jawab Edward tersenyum. Da Ji benar-benar kikuk karena malu, karena pastinya edward mendengar dan mengerti semua ucapannya dengan baik tadi, bukan?^^

"Topi itu cocok untukmu." kata Edward
"Ehh..? Terima kasih untuk topi ini, aku juga sangat menyukainya" ucap Da Ji malu-malu.
"See you later.." Edward berkata lalu meninggalkan Da Ji. Da Ji menatap kepergian Edward dari belakang,
"See you later? Kapan?" Kejutan lain menantinya. Dong Joo berdiri tepat diarah kepergian Edward. "Dong Joo..." Melihat Dong Joo melangkah pergi, Da Ji menyusulnya.
"Dong Joo Ah..." Da Ji memanggil, Dong Joo berbalik, dan menatap Da Ji dengan pandangan dingin.
"Ah.. ini kau.., Apakah kau tidak melihat aku memanggilmu dikandang kuda sebelah sana?" ujar Da Ji ramah.
"Aku lihat" jawab Dong Joo dingin.
"Ah.. kalau kau lihat, kenapa kau berjalan begitu saja?"
"Kalau aku tidak pergi?"
"Kita tidak bertemu untuk waktu yang lama, setidaknya kita harus menyapa."
"Kita tidak dalam hubungan apapun, jadi kita tidak perlu saling menyapa." Dong Joo memotong ucapan Da Ji. Da Ji sedikit kikuk, namun ia tetap tersenyum. "Sudah 6 tahun." ucapnya.
"Apa yang ingin kau ketahui?" tanya Dong Joo sinis.
"Ohh.. Selama itu, apa saja yang kau lakukan?"
"Bagiku, Seperti apa keadaanmu 6 tahun belakangan ini, aku sama sekali tidak penasaran." Dong Joo beranjak pergi. Da Ji terkesima mendengar perkataan Dong Jo.
Acara penawaran kuda dimulai. Tempat itu dipenuhi orang-orang yang melakukan penawaran kuda. Karena kehabisan tempat, Da Ji memutuskan duduk dikursi sebelah Dong Joo walaupun Dong Joo terkesan cuek padanya.
"Aku senang, Dong Joo, aku tidak yakin apa yang kau pikirkan, tetapi aku sangat senang bertemu denganmu disini. Telah lama aku ingin bertemu denganmu." Da Ji mencoba membuka percakapan. Dong Joo tetap sama. Cuek bebek.. (wekekekeke...)
"Kau. Bagaimana bisa kau menghiraukan seseorang yang sedang berbicara..." Ucapan Da Ji terhenti melihat poster kuda di majalah yang ada diatas meja Dong Jo. "Kau kesini untuk membeli kuda ini?" tanya nya kaget.
Dong Joo mengalihkan pandangannya kearah Da Ji dengan malas. "Benar." jawabnya singkat. Da Ji benar-benar kaget.
Penawaran kuda volpony pun dimulai. Da Ji sibuk mengkalkulasikan harga yang dicapai dengan kalkulatornya. "19.440.000 won? Tidak bisa lebih lagi." ujarnya cemas. Dia melirik Dong Joo, Dong Joo malah membuka penawaran itu dengan harga $19.000
"Tambahkan $500" Da Ji mengangkat tangannya.
"30.000 US Dollar" Dong Joo tidak mau kalah.
 "31.000 US Dollar" kata Da Ji.
"60.000 US Dollar" Dong Joo lansung menaikkan harga penawarannya.
Da Ji membelalakkan matanya. Ia benar-benar cemas. "61.000 US Dollar" Da Ji mengangkat tangannya ragu-ragu. Dong Joo menatap mantan istrinya itu dengan kesal, dan ia berlalu meninggalkan tempat itu. Akhirnya penawaran kuda valpony dimenangkan oleh Da Ji. Da Ji terlompat girang, tapi tidak lama ia sibuk dengan kalkulatornya, "65.000 US Dollar?" Da Ji terbelalak kaget. Seketika juga badannya menjadi lemas.

Ragu-ragu Da Ji memencet bel, belum kesampaian niatnya, seorang pelayan hotel keluar dari kamar itu. Ia menyelinap masuk. Da Ji mengendap-endap di kamar itu. Suasana kamar itu berantakan, pakaian dimana-mana. Tidak sengaja Da Ji menginjak kemeja yang tergeletak dilantai, buru-buru ia mengambil kemeja itu, "Hm... masih menggunakan parfum yang sama." gumam nya. Da Ji membungkuk memunguti pakaian-pakaian yang berserakan, sementara dari arah kamar mandi Dong Joo keluar sambil membilasi kepalanya dengan handuk. Ia tidak menyadari keberadaan Da Ji, hingga ia berjalan dan.. "Oppz...
 "AAaAaaAAaaa...." Keduanya berteriak kaget. Ternyata Dong Joo tidak memakai sehelai benangpun. Dengan panik Dong Joo melompati sofa dan bersembunyi sambil mengenakan pakaiannya. "Heyy.. apa yang kau lakukan disini?" teriak nya marah. (Scene ini benar-benar lucu, Saat Dong Joo melompati sofa, bagian ekstrim nya itu ditutupi dengan gambar hati berwarna pink.

"Itu...." Da Ji gugup dan juga malu. ia melanjutkan,"Karena kuda Volpony, aku perlu 60.000 dollar untuk membelinya, dan karena kau ingin membelinya, aku ingin menjualnya...."
"Aku tidak mau." potong Dong Joo dingin.
"Karena aku hanya punya 1000 Dollar, sebenarnya aku ingin menggunakan 20.000 dollar untuk membelinya. Tetapi jika mengetahui harga nya menjadi 60.000 dollar, pemilik kuda itu tidak akan menjualnya, jika aku tidak membelinya, aku harus membatalkan transaksinya, hukuman nya adalah 5.000.000 won, aku tidak punya uang maka aku akan membeli kuda lain saja"
"Aku tidak berminat untuk membelinya. Kau keluar saja."
"Bukankah kau ingin membeli kuda itu? Aku merasa cemas karena situasi itu tadi"
"Aku tidak pelu melakukan apapun untuk keadaanmu."
"Baiklah." Da Ji berkata lemas.
"Kau muncul tiba-tiba dan memintaku untuk menerimanya?" tanya Dong Joo
"Kenapa kau selalu marah-marah? Sudah 6 tahun sejak terakhir aku melihatmu, apakah kau tidak senang?" ucap Da Ji kesal.
"Aku tidak senang, aku tidak suka itu, jadi tolong pergi.." bentak Dong Joo
Da Ji terdiam, bel kamar Dong Joo berbunyi dan Dong Joo membukanya. Seorang wanita wanita cantik menanti diseberang pintu dan lansung memeluk Dong Joo begitu pintu terbuka. Melihat Da Ji, ia bertanya pada Dong Joo, "Dia siapa?"
"Oh.. Itu..." Dong Joo kebingungan menjelaskan. Da Ji cepat-cepat membantu, "Aku disini karena ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padanya, Maaf." Da Ji cepat-cepat berlalu. Ia berjalan kearah lift, dari pantulan kaca lift tatapan kosongnya jelas terlihat.

Da Ji berakhir disebuah bar, Edward telah duduk disampingnya sebelum ia datang namun tidak disadarinya. Dasar Da Ji, ia berceloteh apapun yang ia suka tanpa memperhatikan sekitar. Edward tersenyum lebar melihat tingkahnya. Bir datang, ia segera menuangkannya kegelas minumnya. Tapi terlalu banyak dan bir itu melimpah. Dengan panik Da Ji justru meminum bir yang tertumpah terlebih dahulu dengan pipet. Tidak pelak lagi Edward tertawa melihat tingkah konyol itu dan Da Ji menoleh, Pipet minum Da Ji terjatuh tanpa sadar. Da Ji menelan ludah karena malu.
Edward menawari Da Ji makanan, mungkin karena lapar, ia menghabiskan makanan itu nyaris tanpa sisa. Edward tersenyum geli melihat ini. "Ahjussi, kau membeli kuda?" Da Ji membuka percakapan.
"Ya.." jawab edward sambil tersenyum.
"Berapa banyak?"
"Hmm.. 13 ekor."
"Whoaaa... banyak sekali, apa kau membuka peternakan?"
"Tidak, lebih mengarah ke operasi peternakan"
"Tidak heran, aku tahu kau ahli saat pertama melihatmu." Da Ji tersenyum lebar.
Dong Joo sedang berbicara ditelepon, orang ditelepon itu komplain dengan harga lelang kuda yang seharus nya hanya bisa dibeli 20.000 Dollar tetapi malah menjadi 60.000 Dollar. Dong Joo mengatakan ia membutuhkan kuda itu dan meminta orang yang ditelpon mengatur ulang harga jualnya. "Dong Joo ah.." Seorang wanita menghampiri Dong Joo, wanita yang sama dengan yang bertemu Da Ji di hotel.


Seorang wanita cantik berjalan kearah Dong Joo, "Apakah ada masalah?" Tanyanya kemudian.
"Ah.. tidak." Jawab Dong Joo "Dimana kopermu?"
"Di kamarmu."
"Di kamarku?"
"Hmm... bukankah disana ada dua tempat tidur?" wanita itu tersenyum. Dong Joo tertawa mendengarnya.

Mereka berjalan dipantai, berbincang dengan akrabnya. Wanita itu menggoda Dong Joo karena sang kakek begitu tega membiarkan Dong Joo yang tidak menyukai kuda malah menyuruh Dong Joo melakukan hal itu.Dong Joo berkata kakek nya memiliki cucu yang malas dan tidak berguna seperti dirinya. Tak disangka Wanita itu mengeluarkan kamera dan memfoto Dong Joo. Wanita itu menghiburnya dengan mengatakan Dong Joo seorang yang hebat. Dong Joo tersenyum, wanita itu memeluknya. "Tidak kah ini terlalu cepat? Dong Joo ah, jika kau merasa hal yang sama dalam tiga detik, ayo kita berkencan." katanya lagi. Dong Joo terlihat kikuk. Lalu mereka berjalan lagi menyusuri pantai sambil bercanda gurau.

Dilain tempat, Da Ji minum bersama Edward, "Dalam hitungan 10, lupakan semua hal... lupakan semuanya." Da Ji meneguk minumannya. Da Ji benar-benar stress karena harga tak terkira dari lelang kuda valpony itu. Jika Tuan Yang (boss nya) mengetahui apa yang terjadi disini, alamat ia akan menjadi orang suruhan Tuan Yang seumur hidupnya. Mendengar ini, Edward tertawa. "Aku tidak sedang bercanda." ucap Da Ji gusar, "Ah.. Termasuk denda karena membatalkan kontrak, masih tersisa 15.000.000 Won, Kuda jenis apa yang bisa aku beli hanya dengan uang segitu?" Da Ji mengeluh kesal.. "Sepertinya.. Aku bisa membantumu." kata Edward. "Eh??" Da Ji terbelalak dengan mata bulatnya.
Esok nya, Da Ji dan Edward pergi melihat-lihat kuda. Tetapi Da Ji justru memperhatikan bagian kelamin dari kuda itu. Da Ji geleng-geleng kepala. Penasaran, Edward turun berjongkok, "Apa yang kau lihat? Kenapa begitu serius?" tanya nya pada Da Ji.
"Eh..?" Da Ji segera bangun, "Kuda ini, sepertinya sangat normal. Kita perlu melihat yang lain" ucapnya, lalu setengah menyeret Edward yang kebingungan menjauhi kuda itu.
"Apa nya yang normal? Yah Da Ji Ssi..." tanya Edward bingung.

Da Ji akhirnya menemukan kuda yang disukainya, "Ahjussi menurutmu bagaimana?" tanya nya pada Edward. "Ok" kata Edward, Da Ji berteriak girang, dan adu toss dengan Edward. Di arah belakang, Dong Joo datang dan melihat sang mantan istri akrab dengan Edward, Raut kesal diwajahnya jelas terlihat.
Dong Joo menelpon seseorang, merencanakan agenda rapat dengan presiden direktur (kakeknya) tentang kegagalan pembelian kuda itu. Sementara Da Ji mengiring kuda nya dimasukkan ke mobil. Ia menoleh kearah Edward yang sedang menelpon. Selesai menelpon, Edward menghampirinya.
"Aku sangat berterimakasih pada mu ahjussi, kau benar-benar penyelamatku." ucap Da Ji

"Aku juga mempunyai hari yang baik karenamu Da Ji Ssi, Benar-benar baik." kata Edward seraya tersenyum. Da Ji tersipu malu, tapi raut wajahnya berubah saat melihat Dong Joo sedang berjalan dengan wanita yang ia temui dikamar Dong Joo itu,
Edward mengikuti arah pandangan Da Ji dan melihat mereka "Apakah itu yang kau sebut tempo hari?"
Da Ji mengangguk. Dong Joo melihat Da Ji, bahkan dengan sengaja memegangi bahu wanita itu. Melihat ini, Da Ji menundukkan kepalanya. Melihat ini, Edward turun tangan, ia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Dong Joo. Dong Joo melihat itu, Ia menjadi panas.
"Ia cantik dan juga memiliki selera pakaian yang bagus. Tapi menurutku, Kau lebih menarik." Edward menghibur Da Ji.
"Ah... kenapa kau mengatakan hal seperti itu tiba-tiba?" Da Ji malu -malu.
Lalu Da Ji mengantar Edward ke mobilnya. Da Ji memuji mobil Edward, "Kau pasti mendapatkan banyak uang karena membalap kuda" ucapnya kagum. Edward tersenyum mendengarnya. Da Ji lalu menyerahkan kartu nama, mengatakan ia bekerja pada sebuah peternakan di pulau Jeju. Ia juga berjanji akan menjad spesiall guide jika Edward datang berkunjung ke peternakannya. Edward masuk kemobilnya, dan mereka berpisah.Dikantornya, Ayah Dong Joo mendapat masalah dari mantan istrinya (Ibu Dong Joo) yang menginginkan sebagian dari total aset perusahaan miliknya. Padahal sebelumnya ayah Dong Joo terkesan memandang rendah sang istri.
Dibandara, Da Ji mendapat kejutan. Dokter yang menangani kuda mereka telah menunggunya. Sang Dokter itu jelas menunjukkan kekagumannya pada Da Ji karena hasil lelang itu. Lebih jauh, sang dokter sepertinya tertarik pada Da Ji. Awalnya Da Ji kaget dan juga kikuk, tetapi tidak lama kemudian ia berkata, "Aku sudah menikah". Saking kagetnya, Sang Dokter mengerem mendadak mobilnya.
"Me.. Menikah.. Artinya.. " Sang Dokter terbata-bata berbicara.
"Ah.. Tapi telah bercerai, setelah menikah 6 bulan." jawab Da Ji canggung melihat reaksi dokter itu. "Bagaimanapun juga itu masa lalu..." Sambungnya.

Dong Joo sedang tertidur, tetapi dibangunkan oleh ibunya. "Sudah jam 6, apa kau tidak akan pulang?" tanyanya pada Dong Joo.
"Kenapa? Apa ibu akan bertemu pacar ibu?" Dong Joo balik bertanya. (Whoa.. berani sekali nanya begini ke nyokap, kalo aku sih ga bakal berani. ckckck)
"Yah.. tutup mulutmu.. Apa perlu kalau kita makan dulu sebelum kau pergi? Disana ada toko yang menjual makanan enak."
"Tidak perlu" ucap Dong Joo sambil bangkit. "Omma (Ibu), apa kau bahagia seperti ini?" tanya nya kemudian.
"Hmm.. sangat bahagia." Ucap sang ibu.
"Aiissh... Ini bukan permainan, Lebih baik cepat akhiri semua ini dan pulang kerumah. Menggunakan surat refleksi diri sama saja artinya dengankau  mengembalikan suamimu hanya untuk biaya hidup, apa itu masuk akal?"
"Ayahmu telah melakukan banyak hal, dan ia harus minta maaf pada ibu. Ibu bisa apa? Satu-satunya hal yang bisa mengontrol ayahmu adalah uang." Dong Joo tersenyum mendengar ucapan ibunya.
"Apakah kau tidur dengan Jin Young?" Tiba-tiba ibu nya bertanya. Seketika Wajah Dong Joo berubah. "Setelah bercerai, aku pikir kau tidak akan pernah menyukai seseorang lagi. Meskipun aku berterima kasih karena ia 'membebaskanmu' tapi sepertinya cintamu hanya sepihak, itu membuatku sedih " kata ibunya itu.
"Ehm.. Ehmm..." Dong Joo berdehem gugup, "Sebaiknya kita tidak perlu terlalu blak-blakan" ucapnya lagi.
"Apa kau bahagia?" tanya sang ibu.
"Kenapa tiba-tiba menanyakan hal seperti itu?" Dong Joo tertawa.
"Hidup itu singkat, kau harus berbahagia... Ibu hingga setua ini, melakukan semua hal untuk kebahagian."
"Aku akan pergi ke Pulau Jeju, Kakek mengancam akan mencabut kartu kreditku."
"Kau.. berapa lama kau akan terus begini?" Keluh sang ibu.
"Kakek memintamu sering-sering menelpon." Dong Joo berdiri, dan mencium lembut pipi ibunya. "Nyonya Li jaga dirimu, jangan bertemu laki-laki sembarangan." ujarnya sebelum pergi. Ibunya tertawa mendengar ucapan Dong Joo.

Kakek Dong Joo tengah memimpin rapat, seorang karyawan sibuk menguraikan presentasinya, akan tetapi tiba-tiba memberikan isyarat tangan dan lampu kembali menyala (dengan kata lain, menghentikan presentasi itu). "Pada pembelian semua resort ini saja telah menelan biaya sangat banyak, Mengapa kita harus memperluas lahan untuk skala biaya yang semahal ini ?" Ujar kakek Dong Joo.
"Ah... Golf, tunggangan kuda, akan menuntun resort kita menjadi resort top di Asia, Uang ini masih belum cukup, presiden.." Ayah Dong Joo mengemukakan pendapatnya. "Para investor menginginkan resort top kelas dunia..." Belum sempat ayah Dong Joo menyelesaikan ucapannya, kakek Dong Joo memotong ucapannya. "Teratas.. Terbaik... Keadaan yang saat ini telah sangat bagus.."
"Tetapi presiden, proposal dari investor luar telah diverifikasi oleh sidang dewan, Utusan dari perusahaan US FRIEND juga disini." Seorang karyawan angkat bicara.
" Setelah mendengar FRIEND berinvestarsi di Resort kelas atas, banyak investor yang akan berinvestasi diresort kita." Ayah Dong Joo membela ucapan si karyawan itu.
Dong Joo tiba diresort bersama asistennya. Asisten itu mengatakan sebaiknya Dong Joo mengecek pembelian peternakan yang akan mereka beli secepatnya. Dong Joo kesal, dan meminta asistennya itu menanganinya sendiri. Ia melangkah hendak pergi, "Anda... apakah anda telah membeli kuda volpony itu? Presiden..... Ah ini tidak akan membuat nyaman" kata asistennya gugup.  Dong Joo menghela napas kesal.
 "Ayo... Ayo Paulist jalan..." Da Ji menyeret kuda barunya itu. Ia menepuk-nepuk sang kuda. "Aigo, sepertinya anak ini belum beradaptasi pada lingkungan barunya. Ayo paulist jalan..." Da Ji berusaha menyeret kudanya yang tidak mau beranjak. Ahjusshi tegak berpangku tangan melihat usaha sia -sia Da Ji, "Bicara tentang perbedaan waktu, Australia dan Korea hanya punya perbedaan waktu 2 jam. Aku tahu dengan sangat jelas Da Ji.." Ahjusshi itu mencemooh Da Ji. Da Ji menyengir, "Lihat Ahjusshi, karena perubahan lingkungan yang mendadak, mental kuda ini masih belum...." Ahjusshi itu cepat-cepat memotong ucapan Da Ji, "Aigo, Kau hanya tahu bagaimana cara membual.. Jangankan berlari, kuda ini bahkan tidak bergerak sedikitpun, Kau hanya membawakanku kuda yang hanya bisa makan, minum, dan buang kotoran. Aku.. aku tidak akan memberikanmu 5.000.000, Pertama,  serahkan beban bidang 2000 kuda..." Da Ji kaget mendengarnya..
"Ahjusshi.. seminggu lagi.. Berikan aku waktu seminggu lagi." Da Ji memohon. "Kuda ini masih butuh waktu untuk adaptasi..."
"Adaptasi apa? Kau pikir ini ARMY?"

Telepon Da Ji berbunyi, orang yang ditelpon mengatakan padanya bahwa ia telah membeli kuda vony colt, Da Ji mengatakan kuda itu tengah hamil dua bulan. Tetapi Da Ji terkejut, orang yang ditelepon mengatakan sesuatu padanya.
Disekolah, seorang gadis tengah memberikan arahan pada teman-teman nya yang hendak difotoinya. Selagi mereka berdebat, Gadis itu akhirnya marah karena kameranya dikatakan kamera rusak oleh salah seorang temannya. "Kau tahu berapa harga kamera ini?" ucap gadis itu marah.
"1.000.000 Yuan... " seseorang menyahuti ucapan itu. Gadis itu menoleh kearah suara, mendadak gugup melihat Da Ji dengan ekspresi angker berdiri didepan pintu. "Kau anak bandel, Kau sangat pintar bahkan menjual kuda yang belum lahir." ujar Da Ji pada gadis yang tidak lain adalah adiknya itu. Sang adik berusaha cool, "Ayo keluar sebentar." ucapnya. Da Ji menggertakkan kepalanya, melihat itu, adiknya melangkah mundur... "Kau... Jangan lari...." tetapi adiknya telah lari lebih dahulu. Terjadilah kejar-kejaran adik beradik disekolah itu.

Da Ji menang, adiknya dihukum. "Kau gadis kecil.. Setelah aku pergi ke Seoul, berapa besar kau membuat kakakmu khawatir aku bahkan tidak perlu berpikir untuk tahu." Ayah nya mengomeli adik Da Ji.
"Aku satu-satunya yang membiarkan kakak khawatir? Ayah membuat tanggungan yang salah, untuk membayar hutang itu...." Adik Da Ji berhenti berbicara melihat ayahnya menundukkan kepala. Ia terlihat menyesal dengan ucapannya. Da Ji datang membawa keranjang, Adiknya menatap dengan penuh kekesalan.

"Dia telah memanggil Mr. Jin, dan setuju untuk mengembalikan uang itu.... Ayah minta maaf padamu." Ayah Da Ji memegang bahu Da Ji.
"Ayah.. Aku sangat bahagia saat ini, Keluarga kita sehat, semua hal dipertenakan ini juga berjalan lancar. Apa lagi yang aku perlukan?" Da Ji menghibur ayahnya, tetapi sang adik diam-diam mencemooh ucapannya itu.
"Ayah.. Mengambil foto juga bisa menghasilkan uang, jika kita bisa membantu turis mengambilkan foto." Adik Da Ji mencoba memenangkan hati ayahnya. Da Ji pun membantuk adiknya berbicara "Karena Dou Ji benar-benar menyukai fotografi, ia bisa membantu pengunjung mengambil gambar diakhir minggu dan menguploadnya di website kita, bukankah itu ide yang bagus? Ini juga bisa membantu mempromosikan peternakan kita." ucapnya pada ayahnya. Dou Ji mengangguk-angguk menyetujui ucapan kakaknya.
Sebuah mobil memasuki peternakan, Dong Joo keluar dari mobil itu. Asistennya mendekat, "Peternakan ini mengadaptasi konsep peternakan di Amerika, menduduki 30% peternakan yang kita beli." kata asistennya itu.
"Kenapa ini membeli ini?" tanya Dong Joo
"Pemandangan disekitar sini luar biasa..." selagi asistennya berbicara Dong Joo sudah beranjak pergi.

Da Ji masih dalam usaha menyeret kudanya yang tidak berhenti makan itu (Hhahahaha...). Putus asa, ia memarahi kudanya itu, dan menantang siapa yang akan menang diantara mereka. Ia menyeret kudanya kuat-kuat, tiba-tiba ia melihat Dong Joo, disaat yang sama Dong Joo melihatnya. Dong Joo berjalan kearah Da Ji, "Kenapa kau ada disini?" tanya Da Ji.
Jangan bilang kau kesini untuk melihatku." seketika saja narsis nya kambuh. (wkwkwkw... Da Ji.. ckckck)
"Kenapa kau disini?" Dong Joo balik bertanya.
"Aku pemilik peternakan ini, jelas aku ada disini. Kenapa? Apa kau berencana membuatku pergi lagi?"
Dong Joo tidak menjawab, tetapi bertanya pada asistennya. "Apakah ini yang kita beli?"
"Ya.. mulai dari mulai dari konstruksi depan." jawab asisten Dong Joo
"Dari konstruksi depan? Kami baru saja membelinya kembali seminggu yang lalu" kata Da Ji.


Kening Dong Joo mengkerut, "Tanah yang kami beli, peternakan 48-3" kata asisten Dong Doo.
"Peternakan 48-3? Disini... Jelas disini." kata Da Ji. Dong Joo menyadari ada yang tidak beres, "Apakah dalam hal itu, pelatih kuda Park yang mengatakan menjual bagian tanah ini?" tanya Da Ji.
"Apa sudah kau konfirmasi?" tanya Dong Joo pada asistennya.
 "Ini...Ini bukan kontrak yang aku tanda -tangani secara lansung, tetapi melalui perantara." Jawab asistennya bingung.
"Aku bertanya padamu, apa kau yakin telah dikonfirmasi?" Dong Joo membentak asistennya itu. Da Ji mendekati Dong Joo dan berbisik "berdasarkan apa yang aku pikir, sepertinya kau telah ditipu." katanya pada Dong Joo. "Aku sebenarnya mendengar orang-orang ingin membeli peternakan ini, tetapi aku menandatangani kontrak seminggu yang lalu." ucapnya lagi. Dong Joo terkejut mendengarnya.
Da Ji berusaha menelpon orang yang memberikan kontrak padanya (Tuan Park), namun tidak ada jawaban. Akhirnya mereka berbincang, Da Ji mengatakan sekarang dirinya adalah Dokter Hewan. Asisten Dong Joo datang membawakan dokumen, yang menyatakan perusahaan mereka telah sah menjadi pemilik peternakan itu atas nama Han Dong Joo, Dong Joo terkejut karena namanya ada dikontrak itu sementara ia tidak tahu menahu.
Da Ji pun panik, berusaha menelpon tuan Park tetapi tetap tidak ada jawaban. Ia berlari keluar, disaat yang sama, Edward datang dan memasuki resort. Ternyata Edward lah yang menjadi utusan perusahaan FRIEND dan rapat dengan Dong Joo.


Da Ji berlari ke rumah tuan Park, tetapi yang ia temukan adalah sekelompok orang yang juga mencari tuan Park, yang jelas-jelas juga mereka ditipu!. Da Ji lunglai, tidak menyangka ia akan menemukan hal seperti ini.
Edward menemui Dong Joo, Dong Joo jelas kaget karena tidak menyangka Edward lah utusan dari perusahaan Friend yang akan meeting dengannya. Ketidaknyamanan jelas terlihat diwajahnya, (mungkin karena kejadian di Australia). Asisten Dong Joo mengenalkan Edward, Edward pun mengenalkan dirinya pada Dong Joo, "Senang bertemu denganmu, Aku Seo Yun Ho." (Yapp.. akhirnya ia menggunakan nama korea nya. Mulai sekarang kita akan mengenal Edward ini sebagai Seo Yun Ho.).
Dalam rapat, Dong Joo sedikit kikuk, tidak begitu dengan Yun Ho (Ehh.. kok namanya kek nama u-know yunho oppa yah? ckckckck). Ia terlihat santai, bahkan dalam rapat seolah tidak ada apa-apa, bisa jadi juga ia tidak ingat dengan kejadian antara ia - Da Ji - Yun Ho - diaustralia beberapa waktu lalu itu.
Yun Ho dan asistennya terlibat pembicaraan mengenai rapat yang mereka lakukan sebelumnya. Asisten Yun Ho menerangkan tentang asosiasi Dong Joo, Bahwa sebenarnya yang memegang tampuk kendali  Lee Tae Han, bahkan Dong Joo tidak punya kendali sedikit pun pada perusahaan Dong Ren Group. Yun Ho berkata, "jika seperti itu bukankah namanya merendah kan kita dengan mengirim Dong Joo dalam rapat pertama", Asistennya tersenyum tipis, "Selama periode ini, kita diberikan pelayanan, dan hanya akan menghadiri konferensi orang dalam." ujar asisten itu. Yun Ho mengangguk, "Baiklah... kita lihat saja sebagus apa tempat yang mereka beli." ucapnya kemudian.

Dipeternakan, Da Ji tidak luput dari masalah, Tuan Yang menuntut uang nya dikembalikan, karena kuda yang dibeli Da Ji masih tidak menunjukkan perubahan. Da Ji berusaha membujuk tuan Yang, namun tuan Yang tidak bergeming sedikitpun, akhirnya Da Ji mengambil langkah seribu. "Ahjusshi... tunggu hingga aku kembali aku pasti akan....." Teriakan Da Ji terhenti karena ia menabrak seseorang. Ia adalah Yun Ho. Da Ji meringis kesakitan.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Yuh Ho
"Hah..?" Da Ji kaget, tetapi wajahnya berubah girang melihat orang yang ditabraknya tidak lain dan tidak bukan adalah sang penolongnya di australia. "Ahjusssi...." Da Ji berteriak girang.

Bersambung....

SHINee - Replay [Everything] Jappanese Version MV